Syasya mengungkapkan perjalanan yang ia tempuh dari Indonesia memakan waktu tiga hari sampai di Kanada. Perjalanan meliputi Surabaya, Jakarta, Incheon, Narita, Montreal, hingga Toronto.
“Ketika sampai di Waterloo, suasana kampus masih sepi dan cuacanya sangat dingin. Aku juga mengalami jet lag, jadwal tidur menjadi terbalik 180 derajat. Beberapa hari kemudian, aku mengikuti berbagai kegiatan yang sangat seru hingga empat hari berturut-turut,” cerita Syasya dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 30 Oktober 2023.
Butuh dua minggu baginya untuk beradaptasi setibanya di Kanada. Pengalaman belajar menjadi perjalanan mandiri penuh tantangan bagi mahasiswi asal Malang itu.
Sebelum memulai pembelajaran, mahasiswa diberi waktu untuk mempelajari dan memahami materi terlebih dahulu. University of Waterloo menggunakan dua pendekatan utama dalam sistem pembelajarannya.
Kuliah umum berfokus pada penyampaian materi secara langsung dan biasanya dihadiri oleh 200 hingga 300 mahasiswa. Di sisi lain, tutorial merupakan kelas kecil dengan yang dirancang untuk diskusi secara mendalam.
“Aku kebanyakan kelas pagi, sehari mengikuti satu hingga dua. Terdapat satu kelas yang selesainya sekitar pukul sembilan malam. Kelas yang LEC cenderung lebih santai, namun aku harus banyak belajar agar tidak ketinggalan. Profesor yang mengajar sering menanya dan mengajak diskusi, dengan konten yang tidak terlalu high context,” beber Syasya.
Syasya juga aktif dalam berbagai kegiatan di University of Waterloo. Mahasiswi Rekayasa Nanoteknologi (RN) itu mengikuti beberapa kegiatan, seperti Chinese Martial Arts, Skate Club, dan beberapa kegiatan sukarelawan.
“Di Waterloo sering sekali terdapat event ataupun volunteering, seperti pembicara, rally, hingga gatherings yang tidak membutuhkan biaya pendaftaran," ujar dia.
Selain mengikuti kegiatan kampus, Syasya sering mengeksplor daerah Waterloo. Dia menggunakan Watcard (seperti KTM) untuk bepergian.
"Kalau transportasi dalam Waterloo menggunakan ION Train dan GRT Bus Gratis,” ungkap dia.
Syasya juga senang mengeksplor hal baru. Dia semaksimal mungkin memanfaatkan waktunya untuk berkunjung ke tempat baru, seperti park, kawasan yang menjual makanan, hingga hidden spots yang hanya diketahui oleh warga lokal.
“Sementara ini, aku sudah ke Toronto dan Niagara Falls. Ketika di Toronto, aku merasa ini seperti di film, gedung pencakar langit modern, dan beragam orang kumpul di kota metropolitan Kanada ini. Senang banget, masyarakat di sini sangat ramah dan baik banget memberi bantuan selama perjalanan,” ucap Syasya.
Syasya berpesan kepada teman mahasiswa lain untuk berani mengambil keputusan dan menghadapi berbagai rintangan. Dia menyebut kuncinya adalah percaya diri, kerja keras, dan belajar dengan giat.
Baca juga: Hidangkan Lumpia, Jurus Mahasiswa IISMA Kenalkan Pendidikan Indonesia di NTU |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News