“Saya pernah merasakan putus sekolah karena dulu keluarga kami mengalami keterbatasan biaya. Di masa itu saya bilang ke Tuhan, kalau saya bisa kembali bersekolah maka saya janji akan bersekolah dengan sungguh-sungguh,” kenang Ventri dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 5 April 2024.
Rencananya, dia ingin full time bekerja dahulu sembari mengumpulkan biaya untuk studi lanjut setelah lulus S1. Namun, nasib berkata lain.
"Tetapi karena ada hadiah berupa biaya studi lanjut maka saya gunakan sebaik-baiknya,” tutur Ventri.
Semangat dan tekad besar Ventri sempat mendapat ujian. Dia menyebut manajemen waktu saat menempuh jenjang S2 merupakan hal penting. Sebab, ia harus bekerja dan berkuliah pada saat bersamaan.
“Manajemen waktu, bekerja, dan bersekolah di saat yang bersamaan bukanlah hal mudah. Terkadang saya juga lalai mengatur waktu dengan baik, hingga pernah ada waktu saya mengerjakan take home UAS hingga pukul 03.00 dini hari lalu harus berangkat ke kantor pukul 06.00 pagi,” beber Ventri.
Ventri menyebut kesalahan itu harus bisa dijadikan sebagai bagian dari pembelajaran. Sesulit apa pun rintangan, pasti bisa dilalui jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Dia berpesan kepada seluruh mahasiswa yang sedang berjuang untuk melakukan yang terbaik. Ventri yakin ketika manusia sudah melakukan yang terbaik, Tuhan akan mengerjakan bagian yang manusia tidak bisa.
“Lakukan terbaik yang kita bisa, maka Tuhan akan mengerjakan bagian yang kita tidak bisa. Segala sesuatu yang Tuhan izinkan untuk kita mulai, pasti akan selesai tepat menurut waktu-Nya Tuhan,” pesan Ventri.
Baca juga: Sibuk di Kepolisian, Agus Berhasil Tuntaskan S3 dengan IPK 3,94 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News