Ilustrasi Universitas Indonesia. DOK UI
Ilustrasi Universitas Indonesia. DOK UI

HUT ke-77 RI, FEB UI Berkomitmen Menjalankan Transformasi Ekonomi Bagi Indonesia

Renatha Swasty • 16 Agustus 2022 17:06
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh agar selalu melahirkan pemimpin di bidang ekonomi dan bisnis yang inclusive, relevant, dan reputable. Dengan nilai-nilai itu, lulusan maupun akademisi FEB UI diharapkan mampu mengawal berbagai tantangan demi mendukung transformasi ekonomi Indonesia yang telah memasuki usia kemerdekaan 77 tahun.
 
Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan transformasi FEB UI adalah keniscayaan, di mana FEB UI tidak bisa berlindung di bawah kebesaran masa lalu (history) dan kejayaan masa kini (recent legacy). Hal ini mengingat kebesaran dan kejayaan bersifat dinamis yang terus menerus perlu diperjuangkan.
 
“Kondisi sosial, politik dan lingkungan sudah berubah begitu cepat, organisasi pendidikan di luar sana sudah berbenah begitu cepat, sehingga FEB UI harus merapatkan barisan untuk bertransformasi diri dengan menjadikan capaian di masa lalu dan masa kini sebagai fondasi untuk membentuk masa depan yang cemerlang,” ujar Teguh dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Agustus 2022.

Indonesia berusia 77 tahun ini. Pada usia ini, berbagai persoalan tengah dihadapi Republik, terutama tantangan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Tantangan utama perekonomian dunia saat ini diistilahkan 5C, meliputi Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, dan Cost of Living. Problem konkretnya ialah stok dan harga pangan serta energi dunia mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat perang yang menganggu rantai pasok pangan dan energi global.
 
Pemerintah Indonesia harus selalu waspada dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan serta energi nasional. Melihat kondisi demikian, berbagai lembaga internasional pun merevisi proyeksi perekonomian dunia.
 
Lembaga internasional, seperti IMF dan World Bank memproyeksikan ekonomi global pada 2022 tumbuh masing-masing 3,6 persen dan 2,9 persen, turun dari proyeksi sebelumnya di awal tahun. Meskipun, indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi domestik triwulan II/2022 tetap tumbuh 5,44 persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01 persen (yoy), pemerintah tetap harus waspada dan berjaga-jaga gelombang resesi global yang akan melanda dunia.
 
Gejolak dan pelemahan ekonomi dunia akan berdampak besar pada perekonomian nasional, sehingga otoritas fiskal, moneter, keuangan dan sektor riil harus berkoordinasi untuk melakukan intervensi yang terukur untuk menjaga resiliensi perekonomian nasional. Berbagai pelajaran bisa dipetik dari kondisi karut marut akibat pagebluk global tersebut.
 
Salah satu pelajaran berharga adalah inovasi, kreativitas, kolaborasi, dan sinergi mutlak dibutuhkan untuk menghadapi goncangan dan resesi ekonomi global. Berkaca dari kondisi global dan Indonesia, pandemi mengajarkan Indonesia harus melakukan transformasi pembangunan ke arah lebih inklusif, digital, hijau dan berkelanjutan.
 

Pembangunan inklusif adalah pembangunan yang memperhatikan enam aspek: pro-poor, pro-job, pro-environment, pro-knowledge creation, pro-social cohesion, & pro-empowerment.
Sedangkan, pembangunan yang hijau dan berkelanjutan adalah pembangunan yang mendorong ekonomi sirkular serta mendukung penanggulangan perubahan iklim.
 
Sehingga, di tengah gelombang perubahan tersebut, kata Teguh, FEB UI sebagai entitas akademik Ilmu Ekonomi dan Bisnis tertua di Indonesia terpanggil memberikan kontribusi lebih besar. Sebagai institusi yang dilahirkan untuk mengisi Kemerdekaan sebagai “Jembatan Emas”, FEB UI selalu dituntut memperkokoh fondasi kemajuan Republik berusia 77 tahun ini.
 
Belajar pada situasi dan kondisi perekonomian yang telah berubah dipicu adanya digitalisasi dan pandemi, FEB UI berupaya menjadi benteng dan berkontribusi aktif bagi Indonesia dalam menjalankan berbagai agenda transformasi ekonomi. Mengingat dunia bergerak penuh ketidakpastian, Teguh menegaskan kompleksitas perekonomian dan dunia bisnis Indonesia saat ini menuntut ekonom dan pebisnis memiliki cara pandang dan berpikir lebih inklusif, integratif, fleksibel, dan interdisiplin.
 
Saat ini FEB UI tengah melakukan berbagai transformasi baik dari sisi kelembagaan, keilmuan, serta standardisasi moral intelektual. Hal itu agar mampu mengawal tantangan transformasi perekonomian nasional ke depan.
 
“Kami selalu berupaya mendidik calon-calon pemimpin bisnis dan ekonomi nasional yang memahami nilai Inclusive, Relevant, dan Reputable,” tegas Teguh.
 
Teguh menyebut FEB UI meyakini dengan tiga nilai acuan tersebut, lulusan maupun akademisi yang dihasilkan akan siap menghadapi gelombang perubahan yang jauh lebih cepat ke depan.
 
“Mereka memiliki kemampuan untuk selalu menghasilkan solusi yang relevan terhadap berbagai permasalahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai inklusif yang sangat menghargai keberagaman dan kemajemukan selain juga senantiasa menjaga integritas dan kredibilitas,” kata Teguh.
 
Selain itu, agar konsisten melakukan transformasi menyeluruh, FEB UI tengah menjalani proses akreditasi dan reakreditasi lembaga akreditasi internasional seperti AACSB, AMBA, dan ABEST21 untuk seluruh program studi di lingkungan FEB UI. Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), lembaga akreditasi sekolah bisnis tertua di dunia berbasis di Amerika Serikat hanya memberikan akreditasi sekitar 5 persen dari ribuan sekolah bisnis di seluruh dunia.
 

FEB UI juga sedang melakukan reakreditasi di AMBA (The Association of MBAs (AMBA), lembaga akreditasi berbasis di London, Inggris dan ABEST21 (The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, a 21st century organization), lembaga akreditasi berbasis di Tokyo, Jepang.
 
“Komitmen akreditasi internasional merupakan kesadaran kita bersama bahwa transformasi institusi dengan mengikuti standard global merupakan salah satu atau bahkan satu-satunya cara FEB UI untuk terus membangun legacy di masa depan,” kata Teguh.
 
Teguh menyebut Akreditasi AACSB, AMBA, dan ABEST21 adalah cara bukan tujuan. Cara tentang bagaimana FEB UI mentransformasikan diri, cara bagaimana institusi terus melakukan continuous improvement.
 
“Akreditasi internasional adalah reputation, recognition, and prestige bagi FEB UI karena menjadi bagian dari global movement dan standard,” tutur Teguh.
 
Baca juga: FEB UI Bersama OPHI dan Oxford University Kaji Upaya Pengentasan Kemiskinan Akibat Pandemi

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan