Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah yang kamu alami sekadar stres biasa atau sudah masuk tahap burnout? Yuk simak penjelasannya berikut ini:
Perbedaan stres dan burnout
Mengutip Hello Sehat, stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Tekanan ini sebenarnya bermanfaat karena membuat kamu lebih waspada dan termotivasi.Saat stres muncul, tubuh melepaskan hormon kortisol yang membantu kita mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Namun, jika stres berlangsung terus-menerus tanpa penanganan, risiko depresi meningkat dan kesehatan bisa berdampak negatif.
Sementara itu, burnout syndrome terjadi ketika stres berkepanjangan tidak tertangani. Kondisi ini ditandai dengan kelelahan fisik dan emosional yang sangat berat, sehingga mengganggu produktivitas dan kualitas kerja.
Tidak seperti stres biasa yang datang dan pergi, burnout syndrome muncul sebagai tekanan yang menumpuk dan menetap. Kondisi ini tidak hanya menguras energi fisik dan emosional, tetapi juga menurunkan kualitas kerja secara signifikan dalam jangka panjang jika dibiarkan.
Gejala burnout syndrome
Burnout syndrome bukan termasuk gangguan mental, tetapi kondisi ini lebih sering dialami oleh pekerja. Beberapa tanda yang umum muncul antara lain:- Merasa sangat lelah, baik secara fisik maupun emosional, kehilangan ide, bahkan mengalami gangguan pencernaan.
- Menunjukkan sikap acuh terhadap rekan kerja atau pekerjaan karena frustasi dan stres yang menumpuk.
- Penurunan performa dan produktivitas akibat tekanan yang berlangsung lama dan kelelahan yang terus menerus.
Siapa paling rentan mengalami burnout?
Sebuah penelitian pada 2012 menunjukkan pekerja kantoran lebih rawan mengalami stres dibandingkan dengan pekerja pabrik. Tekanan dari atasan, pekerjaan monoton, serta rutinitas yang banyak dihabiskan di meja kerja membuat mereka lebih mudah merasa bosan dan kehilangan motivasi.Di sisi lain, pekerja pabrik cenderung menghadapi kelelahan fisik karena aktivitasnya yang lebih berat, tetapi tekanan mental relatif lebih rendah. Hal ini disebabkan pekerjaan mereka tidak terlalu terikat dengan aturan perusahaan secara ketat, sehingga risiko burnout lebih kecil dibanding pekerja kantoran.
Cara sederhana mengatasi burnout
Burnout syndrome memang dapat menguras energi fisik maupun emosional. Dilansir dari Halodoc, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi burnout:1. Evaluasi situasi dan prioritas
Bicarakan masalah dengan orang yang kamu percayai. Jika penyebab stres berasal dari pekerjaan, coba diskusikan dengan atasan untuk mencari solusi bersama. Tentukan mana yang perlu diselesaikan segera dan mana yang bisa ditunda.2. Mencari dukungan sosial
Curhat dengan teman, rekan kerja, atau orang terdekat dapat meringankan beban. Dukungan sosial dan kerja sama dari mereka membantu mengurangi tekanan emosional.3. Melakukan aktivitas menenangkan
Coba kegiatan seperti yoga, meditasi, atau tai chi untuk menenangkan pikiran dan meredakan stres. Aktivitas ini membantu menjaga keseimbangan emosi.4. Rutin berolahraga
Olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh, tapi juga efektif mengalihkan perhatian dari tekanan pekerjaan dan melepaskan energi negatif.5. Tidur yang cukup
Kualitas tidur yang baik penting untuk memulihkan energi serta menjaga kesehatan fisik dan mental.6. Latihan fokus dan kesadaran
Latihan fokus, seperti memperhatikan nafas membantu meningkatkan kesadaran akan kondisi emosional saat ini dan mengurangi kecemasan.Dengan menerapkan cara sederhana ini secara konsisten, kamu bisa lebih cepat pulih dari burnout dan menjaga produktivitas serta kesehatan mental. (Syifa Putri Aulia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id