Menurut Pirol, dengan berkembangnya media digital, masyarakat mengalami banjir informasi. Namun jika tidak digunakan secara cerdas dan bijak, maka media digital juga dapat menyebabkan kebingungan, kelelahan, bahkan kecanduan yang dapat melemahkan semangat untuk melanjutkan aktivitas atau bekerja.
“Memang benar akses informasi menjadi mudah dan melimpah. Kita mau cari informasi apa saja, langsung bisa dicari. Tapi dengan kelimpahan informasi itulah, sulit membedakan mana info yang benar atau hoaks," kata Pirol dalam “Pekan Literasi Digital di Kota Palopo” yang dikutip dari siaran persnya, Selasa, 20 September 2022.
Belum lagi jika media digital digunakan tanpa tahu waktu dapat menyebabkan kecanduan. "Kita tidak bisa membedakan mana yang harus kita kerjakan dan mana yang harus kita tinggalkan," tegasnya.
Pada Pekan Literasi Digital di kota Palopo, terdapat tiga kelas yang diselenggarakan secara paralel dengan narasumber yang kompeten di masing-masing kelas, yaitu Obral-Obrol Literasi Digital, Kelas Konten Kreator, dan Kelas Asah Digital.
“Validasi media sosial sekarang menjadi sesuatu yang kita inginkan. Ada like, comment, mention. Tapi dalam dunia digital, kita perlu memahami keamanan digital, kecakapan digital, etika digital dan budaya digital agar kita tidak hanya mampu mengoperasikan gawai secara baik dan bijak, tapi juga belajar memahami privasi orang lain,” ujar Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira Sahid dalam pemaparan materi Mengenal 4 Pilar Literasi Digital di sesi Obral-Obrol Literasi Digital.
Kreator Konten Palopo, Itwan Wanci mengenalkan komunitas Kola' Dange yang memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk menyampaikan edukasi dan informasi dengan unsur komedi tanpa menghilangkan pesan moral dalam kontennya. “Kreator konten saat ini memang menjadi profesi yang menjanjikan. Tapi kita tetap harus bisa menciptakan hal-hal positif untuk masyarakat dengan memanfaatkan platform media sosial dengan baik. Bukan hanya viral, hiburan, tapi harus mengandung pesan moral juga,” tambah Itwan.
Menurut Relawan TIK Palopo, Ramlan mengatakan, pendampingan masyarakat untuk menjadi sumber daya yang unggul dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga sangat penting, Untuk itu Relawan TIK ini hadir sebagai komunitas untuk mendampingi masyarakat agar memahami dan menguasai keterampilan TIK.
"Visi dan misi kami adalah menciptakan masyarakat informasi dan membentuk agen perubahan informasi serta mewujudkan smart society,” sambung Ramlan.
Kelas selanjutnya, Asah Digital diisi oleh Soni Mongan, trainer Asah Digital, yang menyampaikan materi tentang pentingnya komunikasi di dunia digital. Di media sosial, kita tidak bisa melihat ekspresi lawan bicara dan mengetahui apa yang orang lain rasakan dari perilaku kita di dunia digital. Maka dari itu, penting untuk kita mengetahui bahwa perilaku online dan offline seseorang haruslah sama.
"Ada beberapa cara kita menumbuhkan rasa empati. Cobalah menempatkan dirimu di posisi orang lain dan perlakukan semua orang seperti kamu ingin diperlakukan," jelas Soni.
Pekan Literasi Digital di Kota Palopo ditutup dengan materi dari Justin Sabrinsky, Kreator Nongkrong. Saat mengisi materi di sesi Kelas Konten Kreator, ia menyampaikan, untuk memulai karier sebagai konten kreator hanya membutuhkan empat hal.
Justin membeberkan cara memulai jadi konten kreator. Pertama adalah menentukan passion, konten, platform, dan manfaatkan apa yang kamu punya.
Untuk diketahui, Pekan Literasi Digital ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai Literasi Digital kepada lebih dari 700 peserta perwakilan masyarakat dan komunitas di Kota Palopo. Pekan Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Baca juga: Sortegg-Quail, Inovasi Buatan Mahasiswa UGM Mudahkan Peternak Puyuh Memilah Telur |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News