Kehadiran BRIN sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia menurut Handoko, hendaknya menjadi solusi atas permasalah riset dan inovasi di negeri ini. Selama ini, dominasi pemerintah dalam riset dan inovasi di Indonesia terlalu besar, dan ini berbanding terbalik dengan kondisi di luar negeri.
“BRIN hadir sebagai solusi permasalahan iptek di Indonesia selama ini yang didominasi oleh Pemerintah (80 persen) dan selebihnya swasta atau pelaku usaha (20 persen)," kata Handoko dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 16 Maret 2022.
Idealnya seperti yang terjadi di negara maju peran Pemerintah hanya 20 persen sedangkan pihak swasta lah yang mengembangkan hasil Iptek sehingga benar-benar berdampak ekonomi. Untuk itulah, Handoko mengajak seluruh Kepala Organisasi Riset untuk bersama-sama menciptakan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia yang lebih baik.
Integrasi sumber daya dari unit litbang di Kementerian/Lembaga menjadi modal dasar untuk memperbaiki ekosistem dan meningkatkan keterlibatan pihak swasta dalam kegiatan riset dan inovasi.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/ Bappenas, Subandi menyampaikan, terdapat 15 indikator capaian bidang Iptek yang ditargetkan hingga tahun 2024.
Di antaranya jumlah publikasi ilmiah dan sitasi di jurnal internasional, jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan industri, pemberian paten (domestik), persentase SDM Iptek berkualifikasi S3, produk inovasi dan produk riset ‘Prioritas Riset’ yang dihasilkan.
“Saya berharap keberadaan BRIN dapat mengintegrasikan seluruh program riset yang selama ini berjalan sendiri-sendiri di kementerian/ lembaga. Selain itu dukungan Iptek dalam pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara sangatlah ditunggu,” ujar Subandi.
Baca juga: BRIN: Indonesia Kekurangan Infrastruktur Pendukung Riset
Terkait penganggaran riset dan inovasi, Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, Putut Hari Satyaka mengatakan bahwa jumlah pagu revisi 5 K/L yang dialihkan ke BRIN TA 2021 adalah sebesar Rp6,197 triliun. Dengan realisasi anggaran atau rata-rata penyerapan sebesar 81,6 persen hampir sama dengan TA 2022, pagu anggaran BRIN ditetapkan sebesar Rp6,096 triliun.
“Hal ini masih relatif rendah dan sama dengan tahun sebelumnya, karena secara umum pandemi covid-19 masih menjadi kendala utama dalam merealisasikan anggaran, proses reorganisasi lima K/L yang dialihkan ke BRIN dan perencanaan kegiatan yang belum dilakukan secara optimal,” ujar Putut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News