Kampus ITB. DOK ITB
Kampus ITB. DOK ITB

Pertama di Indonesia, Mahasiswa Bisa Dapat 2 Gelar Doktor di ITB dan Coventry University

Renatha Swasty • 06 Juni 2022 14:58
Jakarta: Sekolah Bisnis dan Manajeman (SBM) ITB dan Coventry University (UK) meluncurkan skema inovatif Doktoral dual-award (double-degree). Mahasiswa S3 dari program studi Doctor of Science in Management (DSM) yang terdaftar melalui skema ini berhak mendapat dua gelar doktor dari ITB dan Coventry saat lulus. 
 
Peluncuran program inovatif ini lantaran dukungan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memungkinkan mahasiswa Indonesia mendapatkan pengalaman riset di kampus luar negeri. Dengan MBKM, kredit mata kuliah yang diambil di luar negeri bisa ditransfer ke universitas di Indonesia, sehingga menghemat waktu studi.
 
Skema ini juga dirancang sebagai tindak lanjut dari inisiasi riset bersama UKICIS (UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences). Coventry dan ITB adalah dua dari tujuh anggota pendiri. 
Selain itu, skema ini adalah salah satu bukti nyata kerja sama riset dan pendidikan berkelanjutan yang dituangkan di nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh ITB dan Coventry pada 2019.
 
Dual-award sudah banyak dilakukan oleh universitas di Indonesia dengan universitas luar negeri, khususnya di level S1 dan S2. Namun, skema dual-award ITB-Coventry adalah yang pertama di Indonesia di level S3 (doktor).
 
Ketua Program Studi MSM-DSM SBM ITB Yuliani Dwi Lestari mengatakan peluncuran program ini selaras dengan tujuan program studi DSM. Yakni mencetak lulusan dengan kompetensi riset yang unggul, berkelas internasional, dan berdampak terhadap dunia.
 
Mahasiswa bisa memilih untuk memulai studi dari ITB atau Coventry dengan skema dual-award ini. 
Yuliani menjelaskan bila mulai dari ITB, pada tahun pertama mahasiswa akan mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum di ITB. 
 
Lalu, tahun kedua mahasiswa tersebut akan berangkat ke Coventry untuk pembelajaran di Coventry. Sementara itu, di tahun ketiga, mahasiswa menyelesaikan studi S3 di ITB. 
Sebaliknya, mahasiswa yang memulai dari Coventry, maka pembelajaran/penelitian di tahun pertama dan ketiga di Coventry. Sedangkan tahun kedua, mahasiswa Coventry akan penelitian di ITB.
 
Yuliani menuturkan di mana pun mahasiswa memulai studi, baik ITB maupun Coventry, mereka akan tetap mendapatkan pengalaman dan manfaat lebih dengan terdaftar di dua universitas ketimbang hanya terdaftar di satu universitas saja. Dia menyebut mahasiswa akan bisa mengakses fasilitas pendidikan, perpustakaan, jurnal ilmiah, laboratorium, di ITB dan Coventry. 
 
Mereka juga akan dibimbing oleh promotor dari kedua universitas. Sehingga, bisa memanfaatkan keunggulan akademis dan reputasi internasional.
 
Pimpinan program dari Coventry Benny Tjahjono menyebut skema inovatif ini menunjukkan bukti nyata kerja sama antara Coventry dan ITB yang sudah dibangun sejak lama. Baik melalui usaha bilateral maupun konsorsium UKICIS. 
 
Benny menyebut sebagai world-class university, Coventry University bangga bisa bekerja sama dengan SBM ITB yang juga menduduki peringkat world class university. Keuntungan lain yang didapat dari program ini dari sisi institusi ialah adanya pengakuan kesetaraan antara perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri. 
 
Kemudian, mata kuliah yang diambil bisa ditransfer ke universitas masing-masing dan disetarakan. Peningkatan kualitas dosen promotor dalam membimbing mahasiswa doktor pengembangan jejaring akademis dengan berperan sebagai co-author dalam setiap publikasi yang dibuat oleh mahasiswa. Peningkatan kerja sama riset antar kedua universitas sesuai yang dituangkan dalam MoU bilateral dan wadah UKICIS.
 
Ke depan, skema dual-award ini akan dibuka lebih luas untuk semua jurusan di ITB dan Coventry. Sebagai pilot project tahun ini, ITB akan diwakili oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) sedangkan Coventry diwakili oleh Centre for Business in Society (CBiS) dan Centre for Financial and Corporate Integrity (CFCI), dua research centre di Coventry yang berafiliasi dengan Coventry Business School.
 
Sebanyak dua topik ditawarkan kepada mahasiswa intake September 2022. Topik 1 bertajuk “Transitioning to Circular Supply Chains: A Multi-level Perspective Approach” yang menitikberatkan pada transisi menuju ekonomi sirkular dengan menerapkan konsep teori transisi dan teori multilevel-perspective untuk menggambarkan apa saja yang diperlukan untuk menuju rantai pasok sirkuler.
 
Topik 2 bertajuk “Sustainable funds: greenwishing or greenwashing” yang melihat fenomena bagaimana investor di negara maju yang ingin membuat investasi mereka bertanggung jawab secara sosial, namun pada kenyataannya sering kali menemui banyak hambatan.
 
Baca: 

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(REN)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif