"Madrasah itu penting, kita tidak mau anak-anak muda yang maju, rajin dan kreatif, menjauhi ilmu keagamaan atau semakin jauh dari agama. Saya melihat kecenderungan itu ada, kita ingin semuanya selaras. Jadi dijembatani melalui madrasah, antara ilmu umum dan Ilmu keagamaan," ungkap Bima saat menghadiri Muswil IV Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Jawa Barat 2021 di Bogor, Minggu, 4 April 2021.
Menurut dia, kecanggihan teknologi komunikasi informasi ternyata tidak tersambung dengan pondasi kultural, perkembangan pendidikan dan tidak masuk dengan metode pendidikan yang ada.
Menurut Bima, ini juga dapat mengakibatkan perpecahan akibat perbedaan di masyarakat. Hal ini muncul karena adanya hal-hal yang tidak sinkron, Di antaranya keislaman dengan kebangsaan, modernitas dengan lokalitas, teknologi dengan keseharian.
"Dengan peran yang dimiliki madrasah itu luar biasa. Kita ingin kebangsaan sejalan dengan keislaman," katanya.
Baca juga: Kemenristek Sediakan Aplikasi PP Iptek, Layanan Belajar Sains Secara Daring
Dijelaskan Bima, kepemimpinannya di tengah pandemi covid-19, merupakan bagian dari ujian kesehatan, keimanan, kebersamaan dan keikhlasan. Pemimpin tidak boleh terbang karena pujian dan jangan pernah tumbang karena cacian.
"Bagaimana pun juga kita perlu fokus agar betul-betul bekerja dengan ikhlas. Pada akhirnya kembali pada keikhlasan dan saat ini keikhlasan kita semua tengah diuji, dan ilmu keagamaan adalah aset kita," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News