Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah saat menerima kunjungan Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad. Foto: Dok. ITB
Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah saat menerima kunjungan Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad. Foto: Dok. ITB

Susun GBHN, MPR Minta Masukan ITB

Citra Larasati • 24 Maret 2021 15:13
Jakarta:  Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Reini Wirahadikusumah menerima kunjungan Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad, di Gedung Rektorat ITB, Senin, 22 Maret 2021 lalu. Kunjungan MPR tersebut dalam rangka meminta masukan dari ITB terhadap salah satu bagian dari pokok-pokok Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang sedang dipersiapkan oleh MPR.
 
Dalam kunjungan tersebut, Fadel mengatakan salah satu pokok bahasan dalam GBHN adalah terkait pengembangan biosains di Indonesia. MPR dalam hal ini ingin membuat GBHN yang akan berlaku selama 25 tahun.
 
Untuk itu MPR meminta pendapat dari anggota DPR, DPD, tokoh masyarakat, dan perguruan tinggi. Dijelaskan Fadel, masukan dari ITB akan menjadi bahan utama yang terkait dengan pokok-pokok haluan negara dalam bidang pengembangan industri dan teknologi ke depan.

"Ternyata ini merupakan tujuh program utama dari ITB dan nomor satu yang berhubungan dengan itu (pengembangan bioteknologi). Dalam waktu dekat ini ITB akan memberikan dukungan dalam bentuk masukan berupa makalah, paper, sehingga ini bisa melengkapi dukungan bahan yang ada di MPR," ujar alumnnus Teknik Fisika ITB angkatan 78 ini.
 
ITB menyambut baik rencana MPR tersebut. Reini mengatakan, saat ini di ITB memiliki pusat-pusat penelitian dan Pusat Unggulan Iptek (PUI). Salah satunya adalah Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi.
 
Dengan demikian harapan MPR dari ITB berupa hasil penelitian, paper, laporan senat akademik, dan seminar tentang GBHN yang nantinya akan menjadi produk pemerintah dalam realisasinya.
 
"Naskah akademiknya akan kita sampaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kita tidak melakukan dari nol, karena kita sudah mempunyai kajian mengenai hal itu (biosains/nanosains). Tinggal mempertajam untuk kebutuhan nasional," ujar Reini.
 
Baca juga: 10 Kampus Ini Masuk Nominasi UNS Jawametrik
 
Reini melanjutkan, bahwa pokok-pokok GBHN ini akan digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pihaknya mencoba mengidentifikasi bagaimana arah bagi Indonesia yang paling optimal di GBHN, di samping pemilihan topik juga kebutuhan pokoknya.
 
"Seperti yang sudah disampaikan bagaimana tujuan kelembagaannya, programnya bagaimana, bukan hanya penentuan risetnya saja. Sehingga semuanya bisa ditata dan dijaga oleh pemerintah," ujar Reini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan