"Proposal yang Kita terima 324 proposal, dengan passing grade yang Kita tentukan, ada 221 yang lolos. Proposal yang lolos ini yang kita verifikasi dengan mengunjungi ormas dalam proopsal tersebut," kata Tim Evaluasi Proposal Smeru, Achmadi dalam Konferensi Video, Senin, 20 Juli 2020.
Verifikasi ini dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari evaluasi administrasi, teknis substansi hingga pengecekan proposal. Smeru sebagai lembaga independen memastikan, jika pemilihan Organisasi Penggerak dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Baca juga: Sebelum Mendaftar, Kenali Jenis-jenis Organisasi Penggerak
Bahkan pihaknya mengaku tidak mengetahui identitas dari ormas yang mendaftar. "Kita ada 49 evaluator yang melakukan evaluasi. Mulai dari bulan April kemarin hingga 8 Juli 2020 kemarin. Evaluator mulai dari akademisi, praktisi pendidikan dan konsultan independen," tambah dia.
Namun Achmadi tidak merinci berapa organisasi penggerak yang digolongkan dalam kelas Gajah, Kijang ataupun Macan. Namun yang jelas penerimaan sudah dilakukan sesuai dengan kemampuan ormas masing-masing dalam menjalankan POP.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kemendikbud, Iwan Syahril menambahkan, pihaknya tidak campur tangan dalam pemilihan ormas. Iwan menargetkan, POP bisa berdampak pada puluhan ribu guru dan kepala sekolah dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih baik.
"Target itu kepada pelatihan guru. Angkanya lebih dari 70.000 guru dan kepala sekolah serta lebih dari 12.000 sekolah. Target awal 50.000 guru dan kepala sekolah. Ketika dikawal semoga bisa terjadi efek lebih baik di ekosistem kita," ujar Iwan.
Dia berharap selama enam bulan ke depan ormas yang lolos dalam POP dapat melakukan penyesuaian terlebih dahulu. Agar pada Januari 2021 POP bisa dimplementasikan dengan baik dan langsung menuai hasil optimal.
Sebab pihaknya telah menyokong POP dengan dana sebesar Rp595 miliar. "Program Organisasi Penggerak ini sabagai bagian Merdeka Belajar yang fokus mencapai hasil belajar siswa dalam peningkatan numerasi, literasi dan karakter," pungkas Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News