"Dalam mendukung norma-norma baru ini, tentunya terdapat proses pembelajaran untuk menjadi kebiasaan atau perilaku baru berbasis protokol kesehatan bagi semua pihak di sekolah," kata Victor dalam konferensi Video di BNPB Jakarta, Selasa 9 Juni 2020.
Dia mengatakan, beberapa syarat agar gerakan pulih bersama ini bisa berjalan baik. Salah satunya, memastikan anak dapat bersekolah sesuai dengan hak dan kapasitasnya.
"Seperti penyediaan informasi belajar dan dukungan akses, dan guru kunjung untuk anak dipastikan berjalan," jelas dia.
Kemudian, guru-guru harus melakukan sosialisasi kebiasaan cuci tangan dan protokol kesehatan di sekolah. Sebab, banyak guru yang belum menerapkan cuci tangan yang baik.
"Misal masih banyak siswa yang tidak mencuci tangan dengan standar 20 detik," ungkapnya.
Baca: Kemendikbud Bakal Buat Aplikasi RPP untuk Guru
Peran orang tua juga penting dalam gerakan ini. Orang tua juga harus memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan anak mulai dari rumah hingga perjalanan pulang dan pergi anak ke sekolah.
"Lingkungan juga harus mendukung. Terutama guru kunjung tadi harusnya masyarakat bisa mengerti ada guru kunjung," ujarnya.
Selanjutnya, seluruh pihak harus berkolaborasi dalam mendukung penerapan satuan pendidikan aman bencana oleh pemerintah daerah maupun pusat. Kolaborasi diperlukan agar setiap satuan pendidikan siap menjalankan kenormalan baru.
"Harus ada komunikasi saat menyusun protokol adaptasi kesiapan baru di sekolah, penerapan satuan pendidikan aman bencana, dan dukungan fasilitas pembelajaran juga terus dikomunikasikan baik pemerintah, guru juga orang tua," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News