Pemerintah tidak melakukan intervensi. Bahkan, Fadli Zon mengaku tak tahu apa yang ditulis dalam buku tersebut.
"Tidak ada intervensi. Tidak ada. Tidak ada sama sekali. Saya saja tidak tahu apa yang ditulis," kata Fadli Zon di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat, 25 Juli 2025.
Ia menyerahkan seluruh penulisan itu kepada para sejarawan. Menurutnya, sejarawan adalah pihak yang paling pantas melakukan penulisan ulang sejarah.
"Kita serahkan sejarah ditulis oleh para sejarawan. Kalau bukan sejarawan yang menulis. Siapa? Masa saya mau menulis ahli matematika? Atau ahli furniture? Atau siapa? Kan tidak mungkin," sebut dia.
Dia mengatakan sejarawan memiliki metodenya sendiri dalam menulis. Karena itu, pihaknya mempercayakan seluruh penulisan pada sejarawan.
Baca juga: Fadli Zon: Penulisan Ulang Sejarah Tak Ada Hubungan dengan Pemerkosaan Massal 1998 |
Fadli Zon menyebut sejauh ini belum ada pembaruan penulisan sejarah nasional Indonesia setelah puluhan tahun. Sejarah Indonesia, pertama kali ditulis pada tahun 1970-an dalam Sejarah Nasional Indonesia (SNI), lalu sekitar tahun 80-an dan pada awal Era Reformasi.
"Kita ingin menulis sejarah Indonesia, karena penulisan Sejarah Indonesia ini belum update, belum ada pemutakhiran kembali," kata dia.
Kemudian, ada lagi buku yang dibuat secara lebih tematik, 8 jilid Indonesia Dalam Arus Sejarah (IDAS). "Jadi juga terakhir itu pada tahun 98-99, tapi sejak 99 hingga kini tidak pernah ada penulisan dari sisi pemerintahan," kata dia.
Dia mengatakan penulisan sejarah Indonesia untuk menulis sejumlah peristiwa penting. Termasuk, pergantian pemerintahan.
"Misalnya tidak pernah ada pembahasan tentang pemerintahan era pemerintahan Abdurahman Wahid, pemerintahan Megawati, pemerintahan SBY, apalagi yang terakhir pemerintahan Prabowo," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id