Saat ini, UT masih bertatus PTN Badan Layanan Umum (BLU). "Supaya UT lebih gesit, sekarang kita sedang mempersiapkan diri menjadi sebuah PTN-BH," terang Ojat melalui siaran YouTube Media Indonesia "Indonesia Belajar dari Rumah: Daring Hingga Luring", Kamis, 5 November 2020.
Dia percaya dengan status PTN-BH, UT mampu lebih leluasa bertransformasi dan memperkuat kemampuan pembelajaran daring. Sebab dengan PTN-BH, UT akan memiliki otonominya sendiri.
"Ada otonomi yang luas dalam bidang masalah anggaran dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga juga keleluasan kepada UT untuk mengatur manajemen internal dengan visi UT dalam menjalankan pendidikan jarak jauh," sambungnya.
Sejauh ini pihaknya telah merekonstruksi unit-unit operasional yang ada di UT sebagai syarat menjadi PTN-BH. Pihaknya juga terus memperkuat teknologi baik di kampus pusat dan di daerah.
"Kita sedang kembangkan digital learning ekosistem. Kita sudah buat, kita didampingi konsultan sehingga kita bisa menjadi contoh ke depan," terang Ojat.
Baca juga: Serba Daring Membuat Transformasi Perguruan Tinggi Lebih Cepat
Rencananya, pengajuan PTN-BH oleh UT akan disampaikan ke Kemendikbud pada awal November 2020. Seluruh berkas yang dibutuhkan untuk persyaratan PTN-BH telah lengkap.
"Dokumen yang dibutuhkan untuk menjadu PTN-BH itu sekarang sudah beres. Rencananya awal November ini akan diserahkan ke Pak Dirjen Dikti (Nizam) dalam waktu dekat," tegas Ojat.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sempat menantang Universitas Terbuka (UT) untuk menjadi kampus inovator Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sebab UT dipandang sebagai kampus yang telah berhasil dan berpengalaman dalam menjalankan pembelajaran secara daring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News