"Sebelumnya di Ujian Nasional bidang ilmu terkotak-kotak, misalnya bahasa Indonesia, matematika dan sebagainya. Di AN, di Asesmen Kompetensi Minimum kita menyasar kompetensi utama yang lintas mata pelajaran, yaitu kompetensi inti literasi numerasi dan karakter yang mencakup semua mata pelajaran," kata Iwan dalam Peluncuran Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) secara daring, Selasa 22 Desember 2020.
Kompetensi literasi itu juga nantinya dibutuhkan para siswa pada bidang kerja mereka. Artinya siswa dipersiapkan untuk bergerak dalam ruang yang lebih luas.
Lewat AN, kata dia, siswa akhirnya harus berkolaborasi dengan lintas bidang. Dengan begitu, siswa dapat berpindah-pindah, memiliki banyak kemampuan karena harus menyesuaikan cepatnya akselerasi kemajuan teknologi.
Baca: Kemendikbud Tak Masalah Pemda Tunda Pembelajaran Tatap Muka
Ia menambahkan, tujuan dari peningkatan kemampuan di seluruh bidang ini kata Iwan, bukan sekadar penyesuaian terhadap perkembangan teknologi pada abad ke-21. Tapi juga menghindari kalahnya peran siswa terhadap hadirnya teknologi. Iwan ingin siswa dapat berkerjasama dengan mesin, agar tak ada peran yang digantikan dan pekerjaan pun semakin efektif.
"Kita harus mencari ruang-ruang untuk terus belajar meningkatkan relevansi supaya dalam konteks dunia kerja ini bisa terus bersaing dengan baik. Dan inilah yang kita ingin lakukan untuk persiapan SDM unggul untuk Indonesia maju," jelas Iwan.
Menurut Iwan, AN ingin menghadirkan pendidikan yang lebih holistik. Tak hanya dalam segi kognitif tapi juga karakter.
"Bukan saja dalam konteks kognitif tetapi juga karakter, atau sosial emosionil. Jadi tidak hanya menyasar pada konteks kognitif saja, jadi kita ingin lebih holistik dan menggambarkan filosofi pendidikan yang seharusnya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News