Ketua KPAI Susanto mengatakan, pintu masuk kasus-kasus kekerasan seksual sudah berbeda pola. Saat ini polanya terpengaruh dari dinamika era digital.
“Banyak kasus (kekerasan seksual) berawal dari kenal melalui media sosial, bertemu, dalam sejumlah kasus ia akan rentan jadi korban seksual, trafficking dan penipuan. Ini harus menjadi perhatian anak bangsa saat ini,” kata Susanto di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.
Tak hanya itu, orang tua juga diminta untuk lebih memperhatikan pergaulan anak. Sebisa mungkin keberlangsungan pendidikan, pemenuhan kesehatan, dan hak bermain anak agar tidak diabaikan.
“Hal ini tentu perlu menjadi perhatian para orang tua agar mengukuhkan dan menguatkan ketahanan keluarga agar anak tidak terpapar dampak masalah orang dewasa,” ujar Susanto.
Baca: KPAI Kritisi Medsos Anak Terima Endorsement
Sementara itu dunia siber juga semakin menguasai teknologi. Tak memungkiri keberlangsungan teknologi ini juga berdampak pada bertambahnya ragam masalah di kalangan milenial yang merupakan pengguna aktif media sosial. Tak jarang anak diperjualbelikan melalui online dan akhirnya berdampak kompleks terhadap masa depan anak.
Radikalisme pun sudah merambah masuk lewat media digital. Media berbasis teknologi yang digunakan anak sehari-hari, kata Susanto, agar lebih di awasi dan dikontrol. Pengaruh radikalisme lebih rentan berpengaruh kepada anak-anak dari pada orang tua.
“Orang terdekat anak harus hadir, tidak hanya saat anak terpapar masalah. Tapi justru bagaimana orang terdekat anak seperti orang tua, keluarga, sekolah dan lingkungan sosial mampu menujukkan diri sebagai pelindung utama bagi anak,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News