Dirjen PAUD Dikdasmen, Iwan Syahri. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Dirjen PAUD Dikdasmen, Iwan Syahri. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Kemendikbudristek Beberkan 6 Fondasi Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di 2024

Ilham Pratama Putra • 30 Januari 2024 11:06
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di 2024. Salah satunya terkait kesalahpahaman tentang kemampuan baca, tulis, hitung (calistung) bagi siswa PAUD hingga SD kelas dua.
 
Selama ini kemampuan calistung sangat diwajibkan pada siswa jenjang tersebut. Padahal, yang lebih penting adalah menstimulus perkembangan anak dengan kesempatan belajar yang beragam.
 
"Kemampuan calistung menjadi satu-satunya kemampuan yang perlu diterapkan. Padahal bukan seperti itu," kata Dirjen PAUD Dikdasmen, Iwan Syahril, pada siaran YouTube Direktorat Sekolah Dasar, Selasa, 30 Januari 2024.

Iwan menyampaikan sekolah mesti fokus terlebih dahulu dalam membangun fondasi bagi siswa PAUD hingga siswa SD di kelas satu dan dua. Setidaknya, ada enam fondasi yang mesti dipersiapkan.
 
"Yang pertama, bagaimana kita menunggu kembangkan anak untuk meletakkan kemampuan mengenal nilai-nilai agama dan budi pekerjaan. Ini sangat penting yang perlu kita keluarkan pada PAUD dan SD kelas awal, kelas satu dan kelas dua," jelas dia.
 
Kedua, membantu anak untuk bisa memiliki keterampilan dalam sosialisasi, kemampuan sosial, berkomunikasi. Ketiga, membantu anak untuk bisa memahami dan meregulasi emosi, mengenal emosi, dan bisa mengatur emosi.
 
"Keempat, kita bisa membantu anak-anak kita meletakkan fondasi kemampuan motorik kasar dan motorik halus. Sekali lagi, bukan hanya di PAUD tapi juga SD kelas satu dan kelas dua," papar Iwan.
 
Kelima, yaitu kemampuan kognitif. Di sini, memang ada calistung, tapi bukan menjadi satu-satunya kemampuan kognitif yang diwajibkan.
 
Pengajaran calistung mesti dilakukan dengan cara menyenangkan. Dia menegaskan tidak masalah kalau seandainya anak belum bisa baca, tulis, hitung.
 
Bagi Iwan, yang terpenting kemampuan kognitif secara keseluruhan. Bagaimana anak itu memiliki pertanyaan, penasaran, yang merupakan modal penting dari belajar.
 
"Dan yang keenam, yaitu kecintaan terhadap belajar. Belajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Belajar adalah sesuatu yang mereka rindukan, bukan hal yang menakutkan dan membuat mereka tertekan," tutur dia.
 
Baca juga: Praktisi: Memaksa Anak Usia Dini Calistung Itu Wajah PAUD Zaman Dulu

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan