“Topik yang akan disampaikan pada pidato ini termasuk dalam neglected tropical disease yang paling sering ditemukan dalam Ilmu Parasitologi Kedokteran Hewan, terutama di Indonesia,” ucap Joko dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 6 Okotber 2023.
Fasciolosis atau infeksi yang disebabkan cacing Fasciola sering ditemukan pada ruminansia, terutama sapi. Joko mengatakan Fasciola membutuhkan Lymnaea atau siput sebagai hospes perantara dalam melangsungkan siklus hidupnya untuk mampu mencapai tahap infektif dan dapat menginfeksi individu hewan lain.
Joko memaparkan siklus hidup Fasciola, peran Lymnaeid dalam fasciolosis, hingga perubahan klinis Fasciolosis. Dia menjelaskan pengobatan fasciolosis pada sapi dapat dilakukan dengan memberikan antelmintik atau obat cacing yang memiliki target seluruh tahap perkembangan Fasciola, seperti triclabendazole, maupun yang bertarget pada Fasciola dewasa saja, seperti closantel dan nitroxynil.
Pencegahan fasciolosis dapat dilakukan dengan menurunkan populasi hospes intermediet, pemberian antelmintik, atau dengan perbaikan manajemen pemeliharaan. Joko menyebut
pencegahan fasciolosis pada negara beriklim sedang dapat dikendalikan dengan pemberian molluscicides dan antelmintik pada musim tertentu, serta mengurangi frekuensi penggembalaan.
"Hal tersebut berbeda penerapannya di Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan kondisi lingkungan yang cocok untuk perkembangan parasit sepanjang tahun dan jenis manajemen pemeliharaan yang berbeda,” papar dia.
Dia menyebut pemeliharaan sapi di Indonesia terutama di Pulau Jawa, mayoritas dipelihara di dalam kandang dan jarang digembalakan. Sisa hasil pertanian, terutama batang padi atau jerami, umum diberikan peternak sebagai pakan ternaknya.
Batang padi segar yang berasal dari sawah berperan sebagai sumber penularan fasciolosis karena tingginya potensi pencemaran batang padi tersebut oleh metacercaria Fasciola sp. yang dibawa oleh hospes intermediet, yaitu siput. Selain itu, kadang masih ditemukan beberapa peternak yang menggunakan manure segar untuk pupuk pertanian dan menggunakan sisa hasil pertanian untuk pakan ternak.
Siklus tersebut menyebabkan kejadian fasciolosis selalu ditemui sepanjang tahun, selain faktor cuaca dan iklim serta ketersediaan hospes perantara. Pengelolaan kotoran ternak dengan cara pembuatan kompos dan pelayuan pakan dapat menghambat perkembangan telur, sehingga siklus hidup Fasciola terhenti dan penularan dapat ditekan.
Joko mengatakan penyelidikan kemungkinan variasi jenis siput lymnaeid sebagai hospes perantara yang dapat ditemukan di alam masih sangat diperlukan. Terutama kaitannya dengan persebaran maupun fluktuasi kejadian fasciolosis pada ternak ruminansia di suatu wilayah.
“Selain itu peningkatan pengetahuan peternak, melalui program pengabdian masyarakat dapat ditingkatkan, sehingga dapat tercapai tujuan pengendalian dan pencegahan terjadinya infeksi, baik yang terjadi pada hewan maupun manusia,” tutur dia.
Baca juga: UGM Kukuhkan Prof. Himawan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pengolahan Bahan Mineral |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id