Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto, menilai Kurikulum Merdeka memiliki konsep yang sama dengan Kurikulum 2013. Kedua kurikulum tersebut memiliki konsep yang sama.
"Kurikulum Merdeka ini seperti kembali kepada basis konten seperti kurikulum sebelumnya," kata Agung dalam Rapat Dengar Pendapat Umum di Komisi X DPR RI, Senin, 4 April 2022.
Dia mengkritisi Kurikulum Merdeka nantinya tak dapat digunakan sebagai kurikulum opsional. Hal ini tidak sesuai dengan ide Kurikulum Merdeka yang berawal dari keinginan menyederhanakan Kurikulum 2013.
"Ini kan awalnya Kurikulum 13 yang disederhanakan untuk menyesuaikan pandemi, lalu muncul kurikulum prototipe disebutkan sebagai opsi yang akan dievaluasi pada 2024. Tapi kurikulum prototipe malah menjadi Kurikulum Merdeka dan tidak opsional lagi," tutur dia.
Agung menyebut Kurikulum Merdeka yang mengandung fleksibilitas itu tidak dapat diterapkan sederhana. Sebab, guru-guru mesti memiliki kemampuan lebih dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Guru-guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai untuk menginterpretasi dan menerapkan berbagai hal pada Kurikulum Merdeka," sebut dia.
Hal tersebut, kata Agung, bakal mejadi kendala bagi sekolah. Agung mengatakan tak semua sekolah akhirnya mampu menjalankan Kurikulum Merdeka.
"Bagaimana sekolah yang tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan pendampingan dan anggaran seperti sekolah penggerak," tutur dia.
Baca: Jangan Khawatir, Kemendikbudristek Siapkan Sejumlah Hal Bantu Sekolah dan Guru Terapkan Kurikulum Merdeka
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News