“Dengan maraknya kasus pohon tumbang di tengah-tengah masyarakat yang banyak merugikan warga maka kami ciptakan alat ini,” ujarsalah satu anggota tim pengembang G-ber, Rosyad Fathur Saifuddin, dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 14 September 2022.
Mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM ini mengembangkan G-ber bersama empat mahasiswa lainnya dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Mereka adalah Muhammad Bagus Hidayatullah dari Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UGM; Muhammad Idham Novanto dari Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM; Solid Boy Maywenson dari Program Studi Fisika, FMIPA UGM; dan Ahmad Zidane Al-Latif dari Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM.
Alat dikembangkan dengan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Fahrudin Nugroho dari FMIPA UGM sebagai dosen pembimbing. Fathur menjelaskan G-Ber memanfaatkan teknologi pencitraan tomografi untuk mendapatkan citra internal dari pohon.
Data ini kemudian diproses oleh kecerdasan buatan berupa machine learning. Sehingga, dapat memproses data dan mengeluarkan klasifikasi pohon, apakah pohon berpotensi akan roboh atau tidak.
Alat ini juga dilengkapi remote control untuk mempermudah pengguna mengendalikan alat. Proses pengembangan alat, kata Fathur, telah memasuki tahapan uji coba.
“Inovasi alat deteksi ini diharapkan mampu mengatasi masalah kerugian materiil dan non-materiil yang diakibatkan oleh tumbangnya pohon,” tutur dia.
Tim akan terus mengembangkan G-Ber dengan menambahkan fitur-fitur yang lebih beragam. Mereka berharap G-Ber dapat dikembangkan dengan bantuan pemerintah sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
“Ke depannya alat ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk mendeteksi potensi keruntuhan pohon,” tutur Fathur.
Baca juga: Mahasiswa UGM Gagas Pemanfaatan Aspal Jalanan untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News