Peningkatan jumlah KBLBB ini mesti dibarengi dengan penguasaan teknologi baterai sebagai komponen utama dari KBLBB. Hal ini semakin dipertegas pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberi perhatian serius pada riset pengembangan baterai. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Riset Material Maju, Wahyu Bambang Widayatno, pada acara talkshow di Indonesia Electric Motor Show 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta dikutip dari laman brin.go.id, Kamis, 29 September 2022.
Wahyu menyebut keberadaan baterai pada kendaraan listrik memegang peranan utama karena baterai menjadi komponen utama. Sedangkan, untuk membuat baterai berkualitas dibutuhkan serangkaian kegiatan riset terkait material, manajemen sistem, dan elektronika.
“Untuk menghasilkan sebuah baterai yang berkualitas maka dibutuhkan berbagai jenis material sebagai bahan penyusunnya dan berbagai bidang keilmuan,” kata Wahyu.
Wahyu mengatakan riset baterai BRIN didasarkan atas peningkatan kebutuhan baterai dari tahun ke tahun yang semakin besar. Sementara itu, keberadaan baterai nantinya tidak hanya untuk kendaraan bermotor listrik saja melainkan dapat diaplikasikan untuk kepentingan lain, seperti berbagai peralatan elektronik yang digerakkan listrik.
“Yang urgen saat ini untuk keperluan kendaraan listrik apalagi pemerintah sudah mendorong percepatan atau akselerasi pengembangan kendaraan listrik yang berbasis baterai di dalam negeri,” kata wahyu.
Kendati KBLBB terus meningkat dari tahun ke tahun, nyatanya konversi dari kendaraan berbasis bahan bakar minyak ke baterai tidak semulus yang diharapkan pemerintah, mengingat banyak tantangan yang masih harus dihadapi. Beberapa tantangan yang harus dicarikan solusi di antaranya harga kendaraan listrik masih dianggap relatif mahal.
“Harganya masih relatif mahal dan ini yang menjadi salah satu consider-an masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbasis BBM ke listrik,” ujar dia.
Selain harga, tantangan berikutnya jarak tempuh kendaraan untuk sekali pengisian daya baterai. Jarak tempuh ini tergantung dari ketahanan dan kapasitas baterai tersebut.
Hal ini menjadi pertimbangan ketika kendaraan listrik menempuh jarak tertentu dan kapasitas baterai telah kosong sedangkan di daerah tersebut belum ada fasilitas pengisian baterai. Tantangan lainnya, waktu pengisian baterai relatif lebih lama ketimbang pengisian bahan bakar minyak. Hal ini juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
“Terkait waktu pengisian, saat ini sudah dilakukan riset dalam upaya untuk mempercepat waktu charging, namun ini memang menjadi tantangan bagi dunia riset kita,” ujar Wahyu.
Wahyu menyebut saat ini BRIN telah mengembangkan riset baterai lithium guna mengantisipasi kebutuhan baterai dengan kapasitas besar dan ukuran yang relatif kecil ketimbang baterai konvensional. Terdapat beberapa pertimbangan dari sisi safety dan harga untuk mengembangkan riset baterai lithium.
Dia menyebut agar baterai lithium hasil riset BRIN dapat diintegrasikan di kendaraan listrik maka harus dikuasai teknologi kuncinya. Yakni desain sel baterai serta material yang digunakan dan membuat manajemen sistem dari baterai tersebut agar kompatibel dengan kendaraan listrik.
Wahyu mengatakan harga kendaraan listrik di pasaran, secara umum 30 hingga 40 persennya adalah harga baterai. Dia berharap di masa datang pihaknya dapat berkolaborasi dengan berbagai stakeholder baik pemerintah maupun swasta untuk terus mengembangkan teknologi baterai dengan teknologi tinggi namun harga terjangkau.
Dia mengungkapkan untuk membuat sebuah baterai pihaknya membutuhkan kolaborasi dengan semua pihak. Khususnya dari berbagai organisasi riset yang ada di BRIN dengan berbagai disiplin keilmuan.
“Hal ini dilakukan mengingat dalam membuat baterai tidak hanya dibutuhkan ilmu tentang material, melainkan juga dibutuhkan kepakaran soal manajemen sistem dan elektronika,” ujar dia
BRIN berharap IEMS menjadi ajang bagi pelaku industri kendaraan listrik untuk saling berkolaborasi antara pihak industri, pemerintah, dan lembaga riset guna meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi kendaraan listrik di masa mendatang.
Baca juga: Isi Baterai Motor Listrik Tak Perlu Lama Lagi, ITS Rancang SPBKLU |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News