Cenora, salah satu anak Harimau Benggala milik Ashlad Ahmad, mati pada Senin malam, 24 Juli 2023. Cenora baru-baru ini diketahui memiliki kelainan pada paru-paru. Hal tersebut yang diduga menjadi pemicu kematiannya.
Menanggapi kabar tersebut, publik meminta Ashlad untuk berhenti memelihara satwa liar dan menjadikannya konten. Pasalnya, hewan liar seperti Harimau Benggala yang Ashlad punya seharusnya hidup di habitat asli mereka secara bebas.
Lantas, bagaimana aturan memelihara hewan liar? Apakah satwa liar benar-benar tidak boleh dipelihara?
Baca: Duh! Ternyata Sudah Tujuh Harimau Milik Alshad Ahmad yang Mati |
Aturan Memelihara Hewan Liar
Di Indonesia sendiri, memelihara hewan liar yang dilindungi sebenarnya melanggar hukum. Peraturan ini tertulis pada Undang-Undang Nomor 5 Pasa; 21 ayat 2 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yaitu:“Setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperjualbelikan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.”
Melansir Media Indonesia, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) pada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ade Putra menyebutkan bahwa memelihara harimau merupakan sikap yang tidak tepat.
Menurutnya, harimau punya sifat berbeda dengan hewan peliharaan. Harimau memiliki naluri asli, yakni liar dan agresif. Hal tersebut tentunya sangat berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu, Ade mengungkapkan bahwa bagaimanapun satwa liar lebih baik hidup di habitat aslinya.
“Di alam, dia akan hidup sesuai dengan karakter aslinya. (misal) tidak diberi susu atau dimanja-manja. Mereka punya insting, punya sifat liar, punya sifat ingin memangsa,” jelas Ade.
Kenapa Hewan Liar Tidak Seharusnya Dipelihara?
Selain bersifat agresif, ada alasan-alasan lain kenapa hewan liar tidak boleh dipelihara. Melansir beberapa sumber, begini penjelasannya:1. Bisa Menularkan Penyakit
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berbagai pandemi disebabkan oleh kontak erat antara hewan liar dan manusia. Karena pada dasarnya, satwa liar hidup dalam kondisi alami sehingga mudah terpapar penyakit.Baca: Anak Harimau Alshad Ahmad Mati, Warganet Geram Minta Setop Pelihara Hewan Liar |
2. Bisa Membahayakan Nyawa
Hewan liar yang dipelihara biasanya akan dilatih untuk dijinakkan. Namun seperti yang dijelaskan sebelumnya, hewan liar tetap memiliki insting pemangsa dan bersifat agresif. Meski dipelihara sejak bayi, suatu saat mereka bisa menyerang makhluk di sekitarnya.Sebagai contoh, pada tahun 2009 lalu, Charla Nash pernah diserang oleh simpanse peliharaan temannya sendiri. Akibat kejadian ini, Charla mengalami luka serius pada wajah dan tangannya. Ia membutuhkan transplantasi wajah.
3. Punya Pola Makan Khusus
Hewan liar butuh asupan gizi yang besar dan punya pola makan khusus. Mereka tidak boleh diberi makan sembarang, apalagi makanan manusia.4. Mendukung Penangkapan Satwa Liar Langsung dari Alam
Banyak metode kejam yang digunakan pemburu untuk menangkap hewan liar. Dilansir dari World Animal Protection, metode tersebut salah satunya adalah jerat yang dapat melukai hewan.Hewan liar yang ditangkap oleh para pemburu biasanya diperjual belikan. Oleh karenanya, memelihara satwa liar secara tidak langsung dapat mendukung para pemburu untuk menangkap hewan-hewan tersebut lagi dan lagi.
Dengan memelihara hewan liar juga sama artinya kamu telah mengambil hewan mereka dari habitat aslinya.
5. Dapat Mengurangi Populasi
Menurut sebuah studi tahun 2016, permintaan lemur meningkat hingga lebih dari 28.000 ekor termasuk lemur ekor cincin yang terancam punah dan diambil dari habitatnya. Akibatnya, penurunan populasi lemur sebesar 95 persen sejak tahun 2000.Maka, memelihara hewan liar tidak membantu mereka terhindar dari kepunahan. Justru, dapat membuat populasi satwa-satwa tersebut semakin berkurang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News