Perlu kerja sama lintas sektor antara pemerintah pusat dan daerah, pihak swasta, serta masyarakat terutama di 10 besar provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi. Termasuk, Sulawesi Selatan salah satunya dengan angka 27,2 persen.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meluncurkan buku pedoman berjudul Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Percepatan Penurunan Stunting. Buku ini juga merupakan hasil dari kerja sama Pemprov Sulawesi Selatan dengan UNICEF Indonesia, Tanoto Foundation, dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia di Makassar.
Acara peluncuran buku ini juga sebagai tanda dimulainya program Unlocking Future Potential with Nutrition: Towards Zero Stunting in Indonesia di Makassar. Program yang telah berlangsung sejak 2021 ini merupakan kerja sama Tanoto Foundation dan UNICEF untuk mendukung target nasional penurunan prevalensi stunting pada anak dengan berfokus pada promosi perubahan perilaku terkait pemenuhan gizi yang positif.
Penjabat (Pj) Sekda Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan setiap Kabupaten/Kota diharapkan mampu menyusun strategi KPP dengan mempertimbangkan kearifan lokal sehingga intervensi yang dilakukan lebih efektif. Penurunan angka stunting di daerah dapat tercapai saat Kabupaten/Kota mampu meneropong permasalahan penyebab stunting di daerahnya secara tepat.
"Selanjutnnya, Pemda mengidentifikasi cara-cara dan potensi lokal yang dapat digunakan untuk mengintervensi perilaku masyarakat setempat, serta dapat memberikan arahan pelaksanaan program dan pengukuran setelah program dilaksanakan," kata Andi dalam keterangannya, Jumat, 10 Februari 2023.
Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry, menyampaikan buku pedoman ini berisi komponen-komponen penting yang diperlukan dalam strategi KPP. Seperti analisis situasi, rencana aksi implementasi, serta pemantauan dan evaluasi sehingga dapat menjadi rujukan bagi Pemerintah Provinsi.
"Terutama dalam memastikan strategi komunikasi (Strakom) kabupaten/kota dapat terlaksana dan dapat diimplementasikan dengan baik. Diharapkan juga dengan diluncurkannya buku pedoman ini, upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan stunting semakin terarah dan benar-benar mengubah perilaku sampai di tingkat keluarga,” papar Eddy.
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja mengapresiasi dukungan pemerintah Sulawesi Selatan yang terus berupaya menekan angka prevalensi stunting. Dia menyebut strategi komunikasi yang diluncurkan saat ini merupakan strategi komunikasi pertama di tingkat provinsi yang mendukung perubahan perilaku untuk percepatan penurunan stunting.
“Kami bangga Provinsi Sulawesi Selatan menjadi pelopor dan terus mengaktifkan semua pihak di Sulawesi Selatan untuk bersama-sama mencegah stunting di lapangan. Semoga langkah yang kita ambil hari ini menjadi penggerak bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia untuk memiliki strategi komunikasi yang dapat memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat dan menemukan potensi terbaik mereka,” papar Henky.
Program Unlocking Future Potential with Nutrition: Towards Zero Stunting in Indonesia sendiri, terbagi menjadi dua fase. Pada fase I di 2021, kerja sama ini menghasilkan pedoman operasional untuk Pemerintah Provinsi dalam mendampingi, memantau, dan mengevaluasi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menjalankan program Komunikasi Perubahan Perilaku Sosial atau Social Behavior Change Communication (SBCC).
Menyusul hasil dari fase I, Tanoto Foundation dan UNICEF melanjutkan kerja sama ke fase II yaitu pendampingan KPP kepada Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan, yang kemudian diimplementasikan pada kabupaten/kota di kedua provinsi tersebut. Program ini direncanakan berlangsung pada 2022 hingga 2025.
| Baca juga: Cegah Stunting, 120 Pendamping Gizi Disebar ke Desa se-Sulsel |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id