Menristekdikti, Mohamad Nasir, Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan.
Menristekdikti, Mohamad Nasir, Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan.

Kampus Boleh Gandeng OKP untuk Pembinaan Pancasila

Muhammad Syahrul Ramadhan • 29 Juli 2019 02:37
Jakarta:  Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mendorong perguruan tinggi memperbanyak kegiatan yang terkait penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) di dalam kampus.  Kegiatan ini juga boleh melibatkan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) atau organisasi ekstra kampus, sepanjang bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan tak berbau politis.
 
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan, perguruan tinggi harus melaksanakan penguatan PIP bagi mahasiswa dan kegiatan kemahasiswaan di dalam kampus.  Salah satunya dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong pada peningkatan pemahaman terhadap Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
 
"Dalam mencegah dan menangkal radikalisme di kampus, kegiatan ini bisa memberikan pemahaman melalui wawasan kebangsaan dan bela negara sesuai Permenristekdikti nomor 55 tahun 2018 (tentang Pembinaan Ideologi Pancasila)," kata Nasir, di Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Jumat 26 Juli 2019.

Nasir menyebut, nantinya organisasi mahasiswa internal kampus bisa menggandeng organisasi ekstra kampus atau Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), seperti Cipayung ataupun Cipayung Plus dalam melakukan pembinaan pancasila.  Di antaranya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), dan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi).
 
Baca:  Mantan Napiter Beberkan Ciri-ciri Mahasiswa Terpapar Radikalisme
 
"Jadi saya berharap nanti kampus memperbanyak kegiatan yang terkait PIP, bisa dari organisasi ekstra kampus, Ini yang jadi penting, ini harus ada," ujarnya.
 
Nasir juga kembali mengingatkan para rektor dan direktur, untuk secara serius melakukan  penangkalan radikalisme.  Sebab jika abai dan sampai ada mahasiswa maupun pegawai yang terpapar radikalisme, rektor ataupun direktur akan diminta bertanggung jawab.
 
"Saya tidak ingin terjadi. Maka saya tekankan kepada pegawai, dosen, dan mahasiswa, siapa yang terpapar radikalisme, ini harus kita tegaskan, jangan sampai terjadi radikalisme marak sekarang di medsos (media sosial). Maka ini harus kita jaga betul, kampus adalah ranah akademik yang baik,"  tegas Nasir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan