Hadrian mengatakan perlu pendalaman dari sisi akademik. Dia menyebut ketika siswa masuk sekolah pukul 06.00 WIB, anak tersebut mesti mempersiapkan diri lebih awal dan sangat perlu penyesuaian.
Dia juga menilai kebijakan ini berpotensi tidak efisien. Hal ini berkaca pada kebijakan serupa di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.
"Hasilnya adalah adanya dampak psikologis dan anak-anak kita tidak efisien belajar di kelas karena mereka mengantuk, kemudian kenyamanan dalam belajar juga tidak terpikirkan," kata Hadrian dikutip dari Instagram @metrotv, Rabu, 4 Juni 2025.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan menerapkan jadwal belajar baru bagi siswa SMP dan SMA. Siswa akan bersekolah dari Senin hingga Jumat dengan jam masuk mulai pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Rencana Jam Malam dan Sekolah Pukul 6 Pagi, Wamendikdasmen Salat Istikharah |
Kebijakan ini direncanakan lantaran Dedi Mulyadi menemukan beberapa daerah di Jawa Barat yang memiliki jadwal belajar berbeda untuk jenjang SMP dan SMA.
Pada jenjang SMA sekolah masuk dari Senin sampai Jumat, sementara tingkat SMP pada Senin hingga Sabtu. Karenanya, ia ingin menyeragamkan seluruh proses belajar mengajar di wilayah Jawa Barat.
Dedi mengklaim aturan yang sama pernah diterapkan saat masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Dedi mengatakan kebijakan ini akan disertai dengan evaluasi menyeluruh terhadap kesiapan sekolah, termasuk keamanan jalan serta penyesuaian jam kerja guru dan tenaga pendidik.
Namun, rencana ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat dan kalangan pendidikan. Beberapa pihak mendukung upaya peningkatan disiplin dan efisiensi waktu, namun tak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampak kesehatan serta keselamatan siswa yang harus berangkat sekolah saat hari masih gelap.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk terus melakukan dialog dengan para pemangku kepentingan guna menyempurnakan kebijakan tersebut sebelum resmi diterapkan pada awal Tahun Ajaran 2025/2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News