Ketujuh dosen UGM tersebut adalah:
- Prof Abdul Rohman dari Fakultas Farmasi
- Prof Muh Aris Marfai dari Fakultas Geografi
- Prof Ahmad Maryudi dari Fakultas Kehutanan
- Dr Ganjar Alfian dari Sekolah Vokasi
- Eka Noviana, Ph.D., dari Fakultas Farmasi
- Muhammad Akhsin Muflikhun Ph.D., dari Fakultas Teknik
- Prof Jumina dari Fakultas MIPA.
“Tentu hal ini dapat digunakan untuk refleksi dan motivasi bagi kita dalam memberikan kontribusi dan pengabdian pada masyarakat luas melalui pemanfaatan dan pengembangan bidang keilmuan,” kata Aris dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 23 September 2024.
Aris yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) menuturkan, selama ini lebih banyak melakukan publikasi di bidang ilmu geografi. Terutama terkait geomorfologi, kebencanaan, informasi geospasial dan kepesisiran.
“Lebih dari 300 publikasi yang telah dihasilkan selama ini, baik berupa jurnal internasional, jurnal nasional, buku, buku chapter, buku ajar, dan prosiding seminar,” kata dia.
Berdasarkan hasil penelusuran Google Scholar, ada 15 publikasi teratas berupa jurnal internasional bereputasi atas dengan data disitasi antara 150-250 kutipan tiap publikasi. “Dari data Google Scholar total kutipan dari seluruh publikasi kami mencapai 5713. Sebagian besar disitasi oleh publikasi lain di luar negeri,” beber dia.
Aris menilai predikat yang diperoleh ini bukanlah tujuan. Namun semata-mata sebagai konsekuensi atas kemauan, dedikasi, dan pengabdian terus menerus pada ilmu pengetahuan untuk kebermanfaatan yang luas pada masyarakat.
Ahmad Maryudi juga mengaku senang bisa masuk daftar tersebut. Menurutnya, ada banyak indikator yang digunakan untuk membuat daftar tersebut. Jumlah publikasi hanya salah satu saja.
“Indikator yang cukup krusial adalah sejauh mana karya-karya kita mewarnai penelitian-penelitian lain di seluruh dunia, yang dicerminkan dari seberapa sering karya kita dirujuk atau disitasi. Jadi perhitungan benar-benar didasarkan pada seberapa sering kita mewarnai karya-karya peneliti lain,” papar dia.
Maryudi menuturkan untuk sub-bidang kehutanan tercatat ada 32.813 peneliti yang masuk daftar. Beruntung, dirinya berada diperingkat 201 dunia.
“Riset adalah jati diri saya. Predikat ini tentunya akan semakin memotivasi saya untuk terus berkarya. Tentunya melaksanakan riset-riset yang bermanfaat. Tidak semua riset bisa langsung diterapkan secara langsung,” kata Maryudi yang banyak melakukan riset di bidang politik-kebijakan kehutanan dan lingkungan, khususnya tentang aktor dan relasi kuasa.
Sebagai satu-satunya perempuan dari tujuh dosen UGM yang masuk daftar ilmuwan berpengaruh di dunia, Eka Noviana, terang-terangan tidak menyangka namanya masuk daftar tersebut. Apalagi dia mengaku tengah memulai awal karier sebagai peneliti.
“Suatu kehormatan bagi saya bisa masuk dalam list tersebut. Sebagai early career researcher, saya pribadi merasa masih sangat jauh dari figur peneliti berpengaruh. Semoga kedepannya saya bisa terus berkembang menuju kesana,” kata dia.
Sebagian besar publikasi Eka terkait pengembangan alat uji berbasis kertas untuk pengujian atau diagnostik cepat rendah biaya dan dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna. Dari risetnya tersebut, ia mendapat 1.615 sitasi dari publikasi peneliti lain.
“Sitasi banyak berasal dari luar negeri karena bidang paper-based analytical devices ini banyak digeluti oleh peneliti-peneliti dari berbagai negara seperti Brazil, Italia, Thailand, Jepang,” kata dia.
Sementara itu, ilmuwan lainnya Abdul Rohman selama 5 tahun terakhir ini banyak menghasilkan riset dan publikasi terkait dengan analisis kehalalan produk makanan dan kosmetika yang banyak disitasi di jurnal internasional.
Lain halnya dengan Jumina, ia lebih banyak melakukan riset dan publikasi di bidang sintesis senyawa obat, uji aktivitasnya sebagai antikanker, dan pembuktian mekanisme aksinya melalui molecular docking. Jumlah publikasi internasionalnya sebanyak 149 yang diterbitkan di jurnal internasional terindeks Scopus.
“Jumlah sitasi pada jurnal internasional terindeks scopus ada 1326, jumlah sitasi oleh jurnal luar dan dalam negeri ada 1766. Kebanyakan sitasi ada pada paper drug development dan kaliksarena,” kata dia.
Sedangkan, Muhammad Akhsin Muflikhun ada 797 sitasi di jurnal internasional yang terindeks Scopus, sedangkan di Google Scholar ada 1013 sitasi. Umumnya sitasi dari publikasinya mengenai Composite Manufacturing and technology, Additive manufacturing, Macro-Micro-Nano Manufacturing.
Ganjar Alfian lebih banyak melakukan publikasi terkait penerapan dari kecerdasan artifisial dan Internet of Things (IoT) untuk bidang manufaktur, kesehatan, rantai pasok, dan transportasi. Berdasarkan data dari Scopus, hingga saat ini terdapat total 1903 sitasi.
“Artikel yang paling banyak disitasi berkaitan dengan bidang kecerdasan artifisial terapan dan Internet of Things. Selain itu, hampir semua artikel yang telah dipublikasikan disitasi oleh penulis yang berafiliasi dengan institusi luar negeri,” kata dia.
Ganjar berharap pencapaian ini semakin memotivasi dirinya untuk terus melakukan lebih banyak penelitian terapan dan menghasilkan publikasi yang sejalan dengan visi Sekolah Vokasi UGM. “Harapannya, hasil-hasil tersebut dapat langsung diaplikasikan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujar dia.
World’s Top 2% Scientists 2024 merupakan sistem perangkingan ilmiah yang disusun berdasarkan analisis dampak sitasi di berbagai bidang keilmuan menggunakan data dari database Scopus. Lembaga ini secara rutin memilih 100.000 ilmuwan dari keseluruhan ilmuwan global yang berkiprah di berbagai Lembaga akademik dunia.
Baca juga: UGM dan Peneliti Dunia Ungkap Rahasia Karst Banggai yang Belum Terjamah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id