"Tidak ada keseimbangan relasi antara kepala sekolah ke guru, guru ke orang tua, juga ke siswanya sendiri," jelas Jimmy dalam Konferensi Video, Jumat 15 Mei 2020.
Jimmy menjelaskan, potensi korupsi terbesar di sekolah terjadi saat pengaturan anggaran. Menurut Jimmu, ada kelompok-kelompok di sekolah yang merasa paling berkuasa.
"Misal saat komite sekolah mengatur perencanaan sekolah yang berkaitan dengan keuangan. Tidak ada komunikasi antara kepala sekolah, guru, orang tua siswa dan siswa," lanjutnya.
Baca juga: Kemenristek Susun Protokol Hidup Berdamai dengan Covid-19
Padahal komunikasi seluruh warga sekolah ini diperlukan. Dialog dirancang agar tidak memunculkan kecurigaan.
Ke depan dia berharap, setiap warga pendidikan lebih peka terhadap relasi yang ada di sekolah. Terutama orang tua.
"Yang selama ini terjadi orang tua terlalu menyerahkan segala sesuatu pada sekolah, yang penting sudah bayar. Padahal itu bentuk diskriminasi pada diri sendiri, dan membuka peluang sekolah untuk tindakan koruptif," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News