"RSPTN Unila direncanakan bertipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur dengan pusat layanan unggulan terdiri dari tropical infectious, endocrine and metabolic, geriatrics, dan medical rehabilitation," kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan TIK Unila Prof Suharso dikutip dari Antara, Selasa, 15 Februari 2022.
Dia mengatakan Unila sangat peduli melakukan peningkatan besar-besaran guna mendukung visi 2.025. Salah satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan kedokteran melalui pengembangan RSPTN dan pusat penelitian pada proyek-proyek Universitas Lampung.
"Proyek ini diharapkan memberikan hasil yang berguna melalui rencana strategis yang dikembangkan dengan baik untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas," kata dia.
Suharso mengatakan keberhasilan pengembangan sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari kualitas sistem pelayanan publik, terutama sektor kesehatan. Unila aktif berpartisipasi dalam perencanaan layanan kesehatan masyarakat.
Terlebih, kata dia, universitas negeri pertama dan terbesar di Lampung ini memainkan peran penting mengembangkan sumber daya manusia dan layanan kesehatan di Kota Bandarlampung dan Provinsi Lampung.
"RSPTN Unila dalam proyek ini merupakan Rumah Sakit Model di Sumatra dengan slogan Rumah Sehat dengan konsep ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi, tahan gempa, dan responsif terhadap gender," ujar dia.
Suharso juga menyampaikan RSPTN yang terintegrasi dengan IRC Unila dirancang untuk mendukung dosen dalam melakukan penelitian. Serta bekerja sama dengan dosen dari disiplin ilmu lain dari dalam dan maupun luar Unila, bahkan di dalam dan luar negeri.
"Kami harapkan Rumah Sakit dan IRC dapat meningkatkan kapasitas penelitian, serta menyediakan data dan kasus untuk penelitian yang akan memperkuat kuantitas dan kualitas penelitian di Fakultas Kedokteran Unila," tutur dia.
Kemudian, sebagai hasil dari penelitian tersebut akan mendukung meningkatkan layanan rumah sakit untuk membangun jalur klinis. Oleh sebab itu, IRC harus memiliki fasilitas penelitian terbaru dan andal.
"Dengan adanya IRC, diharapkan dokter spesialis dapat melakukan penelitian sesuai bidang spesialisasi mereka dan berkolaborasi dengan dokter atau peneliti dari bidang ilmu dasar sehingga mereka dapat mendukung tema penelitian yang merupakan tujuan utamanya," kata dia.
Baca: Anggaran Riset Indonesia Sangat Rendah dari GDP
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News