Ketua Pelaksana LTMPT Budi Prasetyo. Foto: Tangkapan layar webinar. Medcom.id/Ilham Pratama Putra.
Ketua Pelaksana LTMPT Budi Prasetyo. Foto: Tangkapan layar webinar. Medcom.id/Ilham Pratama Putra.

Kurikulum Baru Hapus Jurusan di SMA, Tapi SNMPTN 2022 Masih Berlakukan

Ilham Pratama Putra • 24 Desember 2021 14:33
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa untuk kelas 11 dan 12 SMA melalui kurikulum prototipe di 2022. Meski demikian, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) masih mengelompokkan siswa berdasarkan jurusan.
 
Sekolah dengan akreditasi A dapat mendaftarkan 40 persen siswa kelas 12 terbaiknya berdasarkan jurusan. Baik itu dari jurusan IPA, IPS, Bahasa maupun siswa yang berasal dari SMK.
 
Sedangkan, untuk sekolah akreditasi B, dapat mendaftarkan 25 persen siswa terbaiknya. Dan sekolah akreditasi C dapat mendaftarkan 5 persen siswa terbaiknya.

"Pemeringkatan siswa oleh sekolah yang pada dasarnya memperhitungkan nilai mata pelajaran yang di-ujian nasional-kan 2006," ujar Ketua Pelakasana LTMPT, Budi Prasetyo dalam webinar sosialisasi PDSS, SNMPTN dan SBMPTN 2022, Jumat 24 Desember 2021.
 
Budi memaparkan mata pelajaran itu dikelompokkan berdasarkan jurusan. Jurusan IPA dengan mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, fisika, dan biologi.
 
Baca: SNMPTN 2022: Cara Cek NISN dan NPSN untuk Membuat Akun LTMPT
 
Sedangkan jurusan IPS, mata pelajaran yang dilihat ialah matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sosiologi, ekonomi dan geografi. Untuk jurusan bahasa mata pelajarannya matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu bahasa asing.
 
Sedangkan SMK, nilai yang dilihat ialah matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan kompetensi keahlian. Nilai-nilai dari masing-masing jurusan kata Budi menjadi panduannya untuk meranking siswa untuk lolos SNMPTN 2022.
 
"Ini adalah guide kita agar tidak menjadi masalah diprotes orang tua atau wali," terangnya.
 
Kelompok berdasarkan jurusan, kata dia, juga dapat dijadikan alat ukur untuk menentukan siswa yang akan lolos. Perhitungan yang dia buat dengan asumsi yang eligible untuk lolos di satu sekolah ialah 40 siswa.
 
"Misal peringkat 35 sampai 40 nilainya sama. Nah jadi sekolah monggo menambahkan nilai siswa dengan misalnya prestasi lain, atau karena dia jurusan IPA maka yang dilihat sebagai poin lebih adalah nilai matematika dan kimianya misal," jelas Budi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan