Kreator konten edukasi @wirilett dalam sebuah video viral di Instagram mengatakan "Gimana kalau ternyata jalan tercepat untuk sukses di Indonesia itu justru dimulai dengan keluar dari Indonesia dulu?" ujarnya.
Menurutnya, meninggalkan Indonesia bukan bentuk pengkhianatan, melainkan sebuah taktik berani yang telah terbukti ampuh. Ini dilakukan oleh dua negara raksasa dunia, Tiongkok dan India.
"Di Tiongkok, ada istilah sea turtles atau hai gui yang menggambarkan anak muda yang menuntut ilmu di luar negeri, lalu kembali untuk membangun negerinya," tutur dia.
Dilansir dari akun Instagram @kobieducation, pada 1970-an, Tiongkok sedang dilanda krisis ekonomi parah. Pemerintahnya mengirim ribuan pelajar ke luar negeri, yang kemudian membawa pulang lebih dari sekadar ijazah: wawasan global, jiwa kewirausahaan, dan jaringan internasional yang menjadi tulang punggung kemajuan negeri Tirai Bambu. Data dari Hurun Report (2020) mencatat lebih dari 80 persen startup teknologi besar di Tiongkok dipimpin oleh lulusan luar negeri.
India juga memiliki kisah serupa. Sejak 1950-an, banyak generasi muda India menuntut ilmu di Amerika Serikat dan Inggris karena pendidikan lokal dinilai belum memadai. Hasilnya? Mereka kini menempati posisi penting di perusahaan-perusahaan teknologi dunia. Sundar Pichai (Google), Satya Nadella (Microsoft), dan Neal Mohan (YouTube) adalah contoh nyata dari kesuksesan diaspora India.
Apakah Indonesia bisa mengikuti jejak tersebut?
Jawabannya, sangat mungkin. Indonesia memiliki generasi muda kreatif dan melek teknologi, dengan jumlah pelajar di luar negeri yang terus bertambah. Pada 2023, tercatat lebih dari 50.000 WNI menempuh studi di luar negeri. Ditambah lagi, ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara dan terus tumbuh sekitar 20 persen setiap tahunnya.
Pemerintah turut aktif mendukung langkah ini dengan menyediakan berbagai program beasiswa luar negeri, seperti:
- Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) untuk jenjang S1, S2, dan S3
- Beasiswa Indonesia Maju (BIM) untuk jenjang S1
- Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) untuk jenjang S1 hingga S3
- LPDP untuk jenjang S2 dan S3
- Beasiswa Garuda untuk jenjang S1
- Beasiswa Kartini Sains untuk jenjang S2
Beasiswa-beasiswa ini bukan sekadar tiket kuliah gratis, tetapi peluang mempersenjatai diri dengan perspektif global demi membangun Indonesia ke depan. Bahkan, jika tak kembali secara fisik, lulusan luar negeri tetap bisa berperan besar melalui kontribusinya sebagai diaspora seperti Eric Yuan, pendiri Zoom, yang dampaknya terasa meski tinggal di Amerika Serikat.
Melangkah keluar dari Indonesia bukan berarti lari dari tanggung jawab. Justru, ini adalah langkah strategis untuk pulang dengan membawa sesuatu yang lebih besar. Siap menjadi sea turtle Indonesia berikutnya? (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News