Sering kita jumpai kampanye untuk menjunjung sikap integritas di lingkungan pekerjaan guna menghindari perbuatan merugikan orang lain. Contoh perbuatan paling sederhana yang mengandung sikap integritas adalah tidak mengingkari janji yang diberikan kepada orang lain.
Apa Itu Integritas?
Pengertian integritas yang dikutip dari laman aclc.kpk.go.id adalah tindakan seseorang yang konsisten antara apa yang dikatakan dengan perilakunya. Dalam hal ini yaitu nilai-nilai bisa bersumber dari nilai kode etik di tempat seseorang bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi.Dalam lingkungan kerja, para pekerja dituntut menjunjung integritas mulai dari pimpinan hingga pegawai yang dipimpin, seperti yang dikutip dari laman djkn.kemenkeu.go.id.
1. Bersikap jujur, tulus, dapat dipercaya
Ketika perusahaan atau suatu instansi ingin merekrut pegawai baru dengan kriteria latar belakang pendidikan tinggi mungkin mudah, tapi untuk menemukan seseorang dengan kriteria jujur, tulus, dan dapat dipercaya tidak mudah.Keriteria jujur, tulus, dan dapat dipercaya dari seseorang tidak dapat dibuktikan dengan perolehan ijazah akademik, tapi hati nurani yang bergerak dari seseorang lah yang mencerminkan sikap ini.
Orientasi pekerjaan yang dimiliki seseorang dengan hati tulus, jujur, dan dapat dipercaya tidak semata mengumpulkan harta, tetapi lebih menuju cara mengabdikan dirinya sesuai kemampuannya untuk melayani atau membantu orang lain.
Sikap ini apabila dijadikan prinsip dalam bekerja, maka akan terhindar dari praktik korupsi di lingkungan kerja. Lebih dari itu, seseorang yang menerapkan sikap ini akan mendapat kepercayaan lebih dari orang lain, walaupun banyak orang yang akan memusuhinya.
2. Bertindak transaparan dan konsisten
Bertindak transparan adalah hasil sebuah kepercayaan. Pimpinan tidak akan memberikan jabatan strategis untuk pegawainya jika tidak bisa dipercaya. Begitu juga sebaliknya, pegawai tidak mau menaati perintah pimpinan yang tidak amanah.Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh pegawai terhadap masyarakat umum harus patuh terhadap peraturan biaya dan Standard Operating Procedure (SOP). Jangan sampai ada pungutan liar di luar ketentuan yang berlaku.
Dengan begitu, konsistensi akan terbangun melalui ketaatan terhadap peraturan, kode etik, dan prinsip moral yang berlaku. Konsisten juga berarti kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, kemudian akan melahirkan ketegasan.
3. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela
Menjaga martabat berarti menjagga nilai-nilai positif yang terkandung di dalam dirinya, seperti menjaga harga diri serta kehormatan instansi dia bekerja. Pegawai yang bermartabat tentu akan menghindari perbuatan hina, seperti korupsi, pemerasan, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain sebagainya.Pegawai yang melanggar itu semua umumnya tidak memiliki rasa malu dan takut. Misal dari perbuatan tercela itu adalah ketika seorang pegawai ketahuan memungut biaya di luar ketentuan lantas terciduk dan ditangkap, maka perbuatannya akan membuat malu dirinya dan keluarganya atau instansi dia bekerja.
Banyak godaan ketika menjauhi hal-hal tercela seperti ini, bahkan godaan itu datang dari rekan kerja. Namun, semakin seseorang dapat menjaga dirinya semakin dia terhormat.
4. Bertanggung jawab atas hasil kerja
Pegawai wajib berani mengambil risiko atas pekerjaannya. Bentuk tanggung jawab atas risiko yang diambil bukan hanya kepada pimpinan kantor, tetapi Tuhan harus menjadi prioritas yang dituju.Mungkin ketika melakukan pelanggaran dalam bekerja orang itu tidak diawasi pimpinan atau rekan kerjanya, tetapi masih ada Tuhan yang selalu mengawasi di manapun berada. Jadikan prinsip tanggung jawab ini untuk selalu berbuat baik dan nanti akan mendapat kebaikan pula.
5. Bersikap objektif
Maksud dari bersikap objektif adalah memberikan penilaian sesuai ukuran atau kriteria yang berlaku dengan diperkuat data dan fakta. Sikap ini akan mengarahkan kepada keadilan.Ketika bersikap terhadap sesuatu hanya didasari perasaan suka atau tidak suka tentu akan menimbulkan ketidakpuasan, kebencian, ketidakadilan, dan hal negatif lainnya.
Kembali ke poin awal, meskipun pendidikan tinggi belum tentu menghasilkan sikap integritas dalam lingkungan kerja. Integritas lahir dari kebiasaan baik dan datang setulus hati.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada syarat untuk menjadikan seseorang mampu menjunjung integritas di lingkungan kerja. Budaya yang baik dalam bekerja adalah budaya jujur dan adil terhadap diri sendiri dan orang lain. (Abdurrahman Addakhil)
| Baca juga: Berisi Intelektual, Kampus Harusnya Berjarak dengan Identitas Politik |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id