Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. rer. nat. Ganden Supriyanto, M.Sc, Dosen Kimia Analisis dan Kimia Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR). “Isu mengenai penemuan logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo itu sebetulnya sudah lama ada, namun informasinya sangat tertutup sehingga masyarakat belum banyak yang mengetahuinya,” ungkap Ganden, dalam keterangan tertulis UNAIR, Sabtu, 29 Januari 2022.
Karenakan kondisi sosial masyarakat yang masih belum stabil, informasi mengenai penemuan logam tanah jarang di lumpur Lapindo belum banyak diinformasikan ke media maupun masyarakat. Bahkan Gaden memiliki data mengenai kandungan logam tanah jarang dari lumpur lapindo yang diteliti di Tiongkok.
Menurutnya, kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo sebelumnya pernah diteliti di Tiongkok dan ditemukan kandungan yang tebilang tinggi. “Kan sudah kita analisakan di China dan memang terlihat logam tanah jarangnya tinggi di daerah tersebut,” jelasnya.
Ganden mengungkap, alasan luapan lumpur yang ditahan di tanggul lumpur Lapindo Sidoarjo kemungkinan dikarenakan adanya kandungan logam tanah jarang yang bernilai tinggi. Sehingga, pembuangan lumpur Lapindo ke Sungai Porong volumenya tidak begitu banyak.
Bahkan beberapa tahun yang lalu, salah satu kelompok karang taruna mengajukan izin untuk eksplorasi mengenai logam tanah jarang di lumpur Lapindo ke Gubernur Jawa Timur.
“Waktu itu masih dijabat oleh Pak Imam Utomo selaku Gubernur Jawa Timur, nah saya juga diminta oleh DLH Jawa Timur untuk menilai apakah yang dikemukakan oleh karang taruna tersebut benar,” ungkapnya.
Baca juga: Apa Itu Rare Earth? Harta Karun di Lumpur Lapindo
Ganden melanjutkan, proses eksplorasi logam tanah jarang oleh karang taruna yaitu dengan mengambil lumpur lapindo yang sudah kering kemudian diberi pemanas seperti kompor dan diamati logam yang terdapat di dalamnya. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat lebih dari 100gr logam tanah jarang per 1 kilogram tanah lumpur Lapindo Sidoarjo.
“Jadi setelah dipanaskan dan diteliti, ternyata logamnya memang banyak di dalam lumpur Lapindo tersebut,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News