Salat Id di Unand. DOK Unand
Salat Id di Unand. DOK Unand

Idulfitri 1446 H, Momentum Unand Perkuat Ukhuwah dan Pembangunan Karakter Mahasiswa

Renatha Swasty • 31 Maret 2025 20:07
Jakarta: Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah menjadi momen berharga bagi keluarga besar Universitas Andalas (Unand) memperkuat ukhuwah dan mempererat semangat kebersamaan. Rektor Unand Efa Yonnedi menyampaikan Idulfitri tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga momentum strategis memperkuat ikatan antar elemen kampus, termasuk dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, serta mitra strategis.
 
"Universitas Andalas adalah rumah kita bersama. Maka sudah menjadi tanggung jawab kita pula untuk menjaga muruahnya, meningkatkan kualitasnya, serta merawat jalinan kebersamaan dalam bingkai ukhuwah," ujar Efa dikutip dari laman unand.ac.id, Senin, 31 Maret 2025.
 
Ia menuturkan tahun ini Universitas Andalas terus mengintegrasikan pembangunan fisik dan spiritual, termasuk melalui penguatan peran masjid sebagai pusat peradaban kampus. Selain fungsi ibadah, MNI diarahkan menjadi tempat pembinaan karakter mahasiswa, pusat edukasi, serta wahana penguatan fungsi sosial dan ekonomi.

Efa mendorong MNI hadir di garda terdepan, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam memberikan dampak sosial yang nyata.
 
"Tahun ini, MNI telah menyalurkan 88 paket Idulfitri ke masyarakat sekitar, begitu juga MPZ Fakultas Kedokteran juga melanjutkan tradisi tahunan berbagi," beber dia.
 

Ke depan, sinergi MNI dengan Rumah Sakit Universitas Andalas juga akan diperkuat. Termasuk, dalam kegiatan sosial seperti operasi katarak, khitan massal, dan bedah bibir sumbing.
 
"Ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat sekaligus sarana pembentukan karakter mahasiswa. Lulusan Universitas Andalas diharapkan memiliki daya saing tinggi, berakhlak mulia, serta memiliki jiwa enterpreneur yang inovatif," ujar dia.
 
Sementara itu, khatib salat Idulfitri, Syafruddin Nurdin, dalam khotbahnya menegaskan tantangan terbesar setelah Ramadan adalah menjaga konsistensi dalam melawan hawa nafsu.
 
"Perjuangan setelah Ramadan tidak lebih ringan. Justru inilah jihad yang lebih berat menaklukkan hawa nafsu yang tersembunyi dalam diri," ujar Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang itu.
 
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan sosial dengan sesama (hablum minannas). Syafruddin mengingatkan jangan hanya khusyuk dalam ibadah vertikal, tetapi juga peduli terhadap lingkungan sekitar.
 
"Jangan banyak menangis dalam sujud, tetapi sedikit senyum dan berbagi dalam kehidupan," ucap Syafruddin.
 
Dia mengajak jemaah menjadikan nilai-nilai Ramadan sebagai bekal membangun masyarakat berakhlak dan berempati. Syafruddin juga mengajak menjadikan Idulfitri sebagai titik awal kembali ke fitrah dan memperbarui komitmen sebagai insan beriman, berilmu, dan bermanfaat bagi sesama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan