Rektor IPB University, Arif Satria, menyampaikan, penerapan Talent Management ini menjadi terobosan penting di era Society 5.0. Di momentum Dies Natalis ke-62, IPB University menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“IPB University didukung oleh Pak Ary Ginanjar yang sudah menyiapkan tools dalam kerangka Talent Management, sehingga kita bisa mengarahkan karier mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan berbasis pada talenta yang sudah kita identifikasi,” ujar Arif dalam keterangannya, Rabu, 17 September 2025.
Ia menjelaskan, perbedaan mendasar antara talent mapping konvensional dengan yang Talent Management ini adalah penggunaan AI. Teknologi ini memungkinkan proses pemetaan dilakukan lebih cepat, dengan akurasi tinggi, dan berbasis data.
Menurut Arif, apabila IPB dan perguruan tinggi lain memiliki talent pool yang baik, maka perguruan tinggi bisa menyiapkan Indonesia Emas 2045 dengan lebih maksimal. Sebab, hasil dari Talent Management berbasis pada data, bukan hanya intuisi atau feeling semata.
“Model ini bisa membantu program pengembangan kemahasiswaan, mengatasi masalah mental health, nilai mahasiswa, hingga organisasi kemahasiswaan. Saya berharap Talent Management ini bisa menjadi model yang direplikasi ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ujarnya.
Kerja sama ini berangkat dari permasalahan besar yang dihadapi dunia pendidikan dan dunia kerja di Indonesia, yakni salah jurusan dan salah penempatan kerja.
Berdasarkan data yang diterima ESQ, 87 persen mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan, sementara 74 persen pekerja berada di posisi yang tidak sesuai dengan talentanya. Kondisi ini berdampak serius, mulai dari hilangnya motivasi belajar, menurunnya produktivitas, hingga tingginya stres dan risiko drop out.
Baca juga: 3 Fakultas di IPB Ini Punya Guru Besar Terbanyak, Ada Incaranmu di SNPMB 2026? |
Pendiri ESQ, Ary Ginanjar, mengapresiasi IPB University yang menjadi kampus pertama di Indonesia yang menerapkan manajemen talenta berbasis AI. Menurutnya, kehadiran sistem ini menjawab tantangan pendidikan di era 5.0, saat personalisasi menjadi kunci.
AI memungkinkan bukan hanya pemetaan kompetensi, tetapi juga minat dan bakat mahasiswa agar lebih tepat sasaran. “Ini bukan lagi sekadar era reformasi 5.0, tetapi era individualisasi dan personalisasi dengan AI, di mana mahasiswa tidak hanya diketahui skill dan kompetensinya, tetapi juga minat dan bakatnya sehingga lebih matching,” ujar Ary.
Ia pun berharap, langkah IPB University menjadi teladan bagi perguruan tinggi lain di Indonesia. “Selamat untuk IPB yang menjadi kampus 5.0 dan pionir era talentism di masa depan. Bukan lagi capitalism, tetapi talentism yang menjadi kunci menuju Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id