Ilustrasi upacara peringatan Hari Pahlawan10 November (Foto Istimewa).jpg
Ilustrasi upacara peringatan Hari Pahlawan10 November (Foto Istimewa).jpg

Simak, Ini Pedoman dan Susunan Upacara Hari Pahlawan 10 November 2023 Resmi Kemensos

Muhammad Syahrul Ramadhan • 08 November 2023 12:44
Jakarta: Setiap tahun di tanggal 10 November, selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dalam rangkaian peringatan tersebut digelar Upacara Bendera.
 
Jelang peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023 penting untuk mengetahui susunan upacara bendera. Susunan ini menjadi pedoman pelaksanaan upacara bendera peringatan Hari Pahlawan

Pedoman Upacara Bendera Hari Pahlawan 10 November 2023


Kementerian Sosial telah mengeluarkan pedoman penyelenggaraan Upacara Hari Pahlawan 10 November 2023. Upacara Bendera digelar pada pada Jumat, 10 November 2023 pukul 08.00. Adapun tema yang diusung adalah “Semangat Pahlawan Untuk Masa Depan Bangsa Dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”.
 
“Waktu dan tempat upacara pukul 08.00 waktu setempat di lapangan terbuka atau menyesuaikan,” tulis Pedoman Upacara Hari Pahlawan 10 November 2023 seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 8 November 2023.

Susunan Upacara Hari Pahlawan 10 November 2023

Berikut susunan acara Upacara Bendera Hari Pahlawan 2023:
  1. Penghormatan umum kepada Pembina Upacara dipimpin oleh 
  2. Komandan Upacara.
  3. Laporan Komandan Upacara kepada Pembina Upacara.
  4. Pengibaran bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya ” yang dinyanyikan oleh seluruh peserta upacara.
  5. Mengheningkan cipta, dipimpin oleh Pembina Upacara.
  6. Pembacaan Pancasila.
  7. Pembacaan Pembukaan UUD’45.
  8. Pembacaan pesan-pesan Pahlawan (ditentukan panitia).
  9. Amanat Pembina Upacara.
  10. Pembacaan Do’a.
  11. Laporan Komandan Upacara kepada Pembina Upacara.
  12. Penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Komandan Upacara.
  13. Upacara selesai.
 
Baca juga: Logo dan Tema Resmi Hari Pahlawan 10 November 2023 Kemensos?
 

Sejarah 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan

Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran besar antara pihak Indonesia dan pasukan Inggris. 

Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya yang 
merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. 
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah 
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
 
Pertempuran ini juga menjadi salah satu yang terbesar dan terberat dalam 
sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan 
Indonesia terhadap kolonialisme. 
 
Peristiwa 10 November 1945 ini tidak lepas dari rangkaian peristiwa sebelumnya. Yang mana meski antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris sepakat gencatan senjata
pada 29 Oktober 1945, tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. 
 
Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober  1945. Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945.
 
Ultimatum tersebut meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris. Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan. 
 
Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya. Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu  diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 
1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak 
dan hancur. 
 
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta 
semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat 
Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang 
sebagai kota pahlawan. Selanjutnya tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya 
sebagai HARI PAHLAWAN sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para 
pahlawan dan pejuang. 
 
Beberapa Pahlawan Nasional yang juga memiliki andil dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, diantaranya adalah KH. Hasyim Asy'ari, Gubernur Surjo, Bung Tomo dan Moestopo.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan