Ilustrasi. Foto: Istimewa
Ilustrasi. Foto: Istimewa

Guru Honorer Belum Merdeka dari Gaji Tak Layak

IGI: Gaji Guru Honorer di Bawah Buruh Bangunan

Muhammad Syahrul Ramadhan • 25 November 2019 17:32
Jakarta:  Ikatan Guru Indonesia (IGI) berharap Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim segera memerdekakan guru honorer dari keterhinaan akibat tak layaknya penghasilan yang mereka dapatkan dari mengajar di sekolah. Dengan cara seperti itu dapat dibuktikan kesungguhan Nadiem dalam menempatkan guru pada tempat yang mulia.
 
"Guru harus terbebas dari keterhinaan, dengan pendapatan yang bahkan jauh lebih rendah dari buruh bangunan," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IGI, Muhammad Ramli Rahim, di Jakarta, Senin, 25 November 2019.
 
Dengan gaji yang layak, kata Ramli, guru akan betul-betul dapat berkonsentrasi pada proses pembelajaran untuk menyiapkan anak-anak bangsa di masa yang akan datang. Menurut Ramli, prinsip guru tanpa tanda jasa sudah harus diubah, mengingat kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin berat.

IGI, kata Ramli, juga menangkap keinginan Nadiem untuk menempatkan guru pada posisi terhormat.  Sebab itu pula IGI mendorong agar Nadiem memastikan guru-guru yang mengisi ruang-ruang kelas dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote adalah guru-guru yang memiliki status yang jelas.
 
"Dengan masa depan yang jelas dan memiliki pendapatan yang tidak berada di bawah Upah Minimum Kabupaten atau upah minimum provinsi," terangnya.
 
IGI juga menitipkan pesan kepada Mendikbud untuk membuat terobosan di tiga persoalan penting.  Yakni penyederhanaan jumlah mata pelajaran, mempercepat penguasaan bahasa dunia bagi anak-anak, dan menjadikan lulusan SMA dan SMK memiliki keterampilan serta keahlian agar mudah diserap oleh lapangan kerja di masa depan.
 
Ramli mengatakan, Nadiem Makarim dalam pidatonya di peringatan Hari Guru Nasional (HGN) sangat jelas menyampaikan keinginannya untuk fokus menyiapkan peserta didik untuk masa depan yang lebih baik.  Masih dalam pidatonya, Nadiem menginginkan guru-guru Indonesia tidak lagi terbebani dengan beban administrasi yang begitu berat.
 
"Beban-beban administrasi selama ini menjadi tugas dan senjata pejabat-pejabat tertentu untuk membuat beban guru semakin berat. Mendikbud berkeinginan anak-anak bangsa tidak terkungkung dengan kurikulum yang memberatkan," kata Ramli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan