Chelsea Islan bersama tim ?Honai Belajar Anak dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis 22 Februari 2018, Medcom.id - Husen Miftahuddin
Chelsea Islan bersama tim ?Honai Belajar Anak dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis 22 Februari 2018, Medcom.id - Husen Miftahuddin

Honai Belajar Anak Wujudkan Kemajuan Pendidikan di Papua

Husen Miftahudin • 23 Februari 2018 11:00
Jakarta: Pendidikan anak di Desa Sapalek, Wamena, Papua jauh dari kata layak. Sebanyak 180 anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di desa tersebut kesulitan mengenyam pendidikan lantaran terbatasnya guru dan fasilitas sekolah.
 
Direktur Komunikasi Wahana Visi Indonesia (WVI) Priscilla Christin menyebut anak-anak Desa Sapalek harus belajar di ruang kantor kepala desa. Proses belajar-mengajarnya pun hanya satu kali dalam seminggu.
 
"Maka itu kita berinisiatif membuat program yang kita suarakan lewat kampanye #BeraniMimpi. Kampanye tersebut merupakan online fund rising (penggalangan dana) dengan melibatkan Chelsea Islan dan beberapa publik figur," terang Priscilla di Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018.

Kampanye penggalangan dana #BeraniMimpi dimulai pada Mei 2017. Hingga Juli di tahun yang sama, WVI mengumpulkan dana sekitar Rp790 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan 'Honai Belajar Anak'.
 
Honai Belajar Anak merupakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak usia dini di Desa Sapalek. Pada Agustus 2017 Honai Belajar Anak mulai dibangun di atas tanah warga yang sudah diberikan secara sukarela.
 
"Banyak pihak yang terlibat, dari mulai kampanye penggalangan dana hingga pembangunan Honai Anaknya. Kita bersama-sama punya calling dan kepedulian yang sama untuk kemajuan pendidikan anak-anak di Papua," haru Priscilla.
 
Chelsea Islan yang ditunjuk sebagai ambasador kampanye #BeraniMimpi mengaku bangga ikut terlibat dalam mewujudkan kemajuan pendidikan di Papua. Saat ikut meresmikan Honai Belajar Anak pada 10 Februari 2018, Chelsea yakin anak-anak Desa Sapalek punya akses pendidikan yang selevel dengan anak-anak kota.
 
"Dari adanya Honai ini bisa membuat mereka semakin giat lagi, semakin termotivasi lagi untuk belajar, untuk masa depan mereka, untuk mendapatkan juga akses pendidikan yang rata seperti anak-anak di kota. Mereka juga sangat looking forward to this moment," bebernya.
 
CEO & National Director WVI Doseba T Sinay menjelaskan, WVI merupakan organisasi sosial yang fokus pada kesejahteraan anak usia dini. WVI fokus terhadap empat hal dalam mewujudkan kesejahteraan anak yakni kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, serta pemberdayaan ekonomi keluarga.
 
Saat ini WVI telah mendampingi masyarakat 63 wilayah di 14 provinsi melalui program pengembangan wilayah dan program khusus lainnya. WVI terjun ke suatu daerah bila daerah tersebut memiliki angka kemiskinan tinggi, angka kematian bayi dan ibu hamil tinggi, angka calistung (baca, tulis, hitung) rendah, angka kasus kekerasan anak tinggi, dan ekonomi keluarga yang rendah.
 
"Harapan kami apa yang kita lakukan bersama ini kita terus tingkatkan, karena masih banyak daerah yang punya masalah terhadap anak tinggi. Mari kita bersinergi agar semakin banyak anak-anak, keluarga, dan masyarakat yang bisa mengalami hidup yang lebih baik yang kita sebut hidup utuh sepenuhnya," tutup Doseba.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan