Rektor UGM, Ova Emilia, menuturkan kolaborasi antara UGM dan NUS telah mencapai tahap diskusi ahli dan penyusunan proposal dari kedua pihak. UGM dan NUS bersama-sama terlah berhasil mempertemukan para pakar dan akademisi antardisiplin dari kedua universitas terkemuka untuk membahas dan merumuskan agenda penelitian dan akademik untuk mengembangkan kota yang modern dan berkelanjutan.
“Dengan berfokus pada keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan IKN, kita ingin mensinergikan kebijakan pemerintah dengan inovasi akademis dan solusi praktis, guna memastikan kelancaran pembangunan IKN yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan, efisiensi, dan inklusivitas,” kata Ova dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 4 September 2024.
Ova berharap kolaborasi ini bisa berkontribusi mengatasi tantangan akuisisi pengetahuan dan kebijakan dalam membangun lingkungan berkelanjutan untuk masa depan, khususnya menuju keseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Pasalnya, pembangunan IKN perlu mencakup program pemulihan keanekaragaman hayati sebagai landasan penting untuk membangun regulasi iklim.
Beberapa riset kolaborasi yang akan dilakukan meliputi mengatasi dampak pembangunan di masa depan dengan meningkatkan kualitas udara, pengelolaan air, dan perbaikan iklim mikro di Ibu Kota Nusantara. Peningkatan kualitas lingkungan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meliputi kesehatan dan pendidikan, dan mendorong keterlibatan masyarakat yang lebih kuat.
“Hal ini, pada gilirannya, akan berkontribusi dalam mengembangkan kota yang berkelanjutan di masa depan, termasuk ketahanan panas di antara masyarakat,” ujar dia.
UGM dan NUS juga sepakat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara para ahli dari universitas dan pejabat pemerintah. Serta mendorong inovasi dan penelitian terkait dengan pembangunan dan pengelolaan kota baru dengan memanfaatkan sumber daya akademis dan teknologi.
Menurutnya kolaborasi ini akan lebih mengedepankan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan isu lingkungan. Ova mengatakan UGM mengusung konsep restorasi dan reforestasi lingkungan di kawasan IKN.
“Setelah itu sudah berjalan, kita akan lanjut ke tahap riset selanjutnya,” tutur Ova.
Presiden NUS, Prof. Tan Eng Chye, mengaku senang dapat bekerja sama dengan UGM. Dia mengungkapkan salah satu topik yang menjadi penelitian antara UGM dan NUS tentang penanganan perubahan iklim dan solusinya.
Tan merasa terhormat NUS dilibatkan dalam proses penelitian untuk pembangunan IKN. “Kami berharap bisa berkolaborasi dengan UGM untuk mengetahui bagaimana dua perspektif dapat membantu mempertegas apa yang sudah kita semua usahakan,” ucap Tan.
Tan memaparkan lebih lanjut mengenai kolaborasi antara UGM dan NUS. Terdapat lima pakar dari NUS yang akan bekerja sama dengan Fakultas Geografi UGM untuk mencari solusi terkait perubahan iklim regional dan global.
Selain itu, NUS akan memanfaatkan program mereka, NUS Cities, untuk memecahkan masalah urbanisasi yang akan dihadapi oleh IKN. “Kami harap penelitian bersama ini dapat bermanfaat bagi IKN,” ujar Tan.
| Baca juga: Pendaftaran Program Pascasarjana UGM Dibuka, Ini Prosedur hingga Syaratnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id