"Demi mengantisipasi ketidakmerataan distribusi. Bantuan akan diberikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan," bunyi pernyataan resmi Ditjen Dikti yang dikutip Selasa, 26 Januari 2021.
LLDikti Wilayah IX akan bekerja sama dengan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) Sulawesi Barat dalam mendistribusikan bantuan. Saat ini, BP PAUD membuka pusat data dan tengah melakukan pencatatan terhadap korban maupun institusi pendidikan yang terdampak bencana.
"Oleh sebab itu, BP PAUD dianggap memiliki data yang dapat dipergunakan untuk mendistribusikan bantuan secara merata dan tepat sasaran," tulis Ditjen Dikti.
Baca: Pelajaran Penting Gempa Sulawesi Barat Versi Pakar ITB
Prosesi penyerahan bantuan secara simbolis diberikan Tim Ditjen Dikti kepada Sekretaris LLDikti Wilayah IX, Andi Lukman di Kantor BP PAUD, yang juga menjadi Posko Satgas Pendidikan di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Selanjutnya, LLDikti Wilayah IX yang akan menjadi koordinator dalam hal pendistribusian bantuan tersebut.
Tiga perguruan tinggi ditunjuk untuk mendirikan posko besar relawan yang akan membantu korban bencana di sekitar Sulawesi Barat. ketiga perguruan tinggi tersebut ialah Universitas Muslim Indonesia, Universitas Al-Asariah Mandar, dan Universitas Tomakaka.
Ditjen Dikti memberikan bantuan senilai lebih dari Rp300 juta kepada para korban bencana gempa Sulawesi Barat. Bantuan tersebut seluruhnya berupa barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari seperti tenda, selimut, pakaian, masker, hand sanitizer, dan sebagainya. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban para pengungsi di wilayah terdampak.
Bencana gempa bumi yang melanda Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021 menyisakan trauma bagi penduduknya, terutama para penyintas yang berada di daerah Kota Mamuju. Banyaknya bangunan yang rusak dan hancur mengakibatkan warga lebih memilih untuk tinggal di posko pengungsian dari pada pulang ke rumah mereka karena khawatir akan datangnya gempa susulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News