Ia menceritakan pengalamannya, saat mengikuti pameran di Azerbaijan. Dalam pameran itu, Indonesia membuka dua stan berisi kopi dan batik. Menurutnya, banyak pengunjung yang tertarik belajar membatik di stan Indonesia.
“Rasa penasaran pengunjung dalam pameran itu pada batik Indonesia luar biasa. Mereka ingin belajar membatik,” ujar Muhadjir saat membuka acara Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018, bertema Inovation for Sustainable Future di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Rabu, 3 Oktober 2018.
Melihat antusiasme itu, Muhadjir meyakini batik bisa menjadi komoditas andalan ekonomi kreatif Indonesia di masa depan. Selain itu, Indonesia telah memiliki modal, yakni Yogyakarta berstatus sebagai kota batik dunia.
“Sejak manusia bayi, hingga kematian di Indonesia, batik sudah menjadi bagian kehidupan. Batik akan bisa memperkuat Indonesia di mata internasional,” tuturnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menambahkan, batik yang dikenal sejak awal abad 19 masehi perlu terus mendapatkan inovasi. Produksi batik harus lebih mengedepankan aspek kekinian.
Kegiatan semacam JIBB juga menjadi bagian untuk mendorong kelestarian batik. “Jika batik tak berhenti dan berinovasi, itulah kebanggaan batik Indonesia sebagai warisan dunia,” tuturnya.
Baca: 25 November Diusulkan Jadi Hari Keris Nasional
Ia menambahkan, pemerintah juga tengah menggalakkan empat aktivitas ekonomi, yakni kelautan, pertanian produktif, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Batik merupakan elemen utama ekonomi kreatif yang jadi prioritas pembangunan Indonesia.
“Batik itu unik, eksklusif, menjangkau elemen paling bawah hingga atas. Kami berharap batik jadi komoditas andalan ekonomi di masa mendatang,” kata dia.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Kraton Yogyakarta memiliki banyak khazanah batik klasik sebagai kebudayaan masa silam. Ia menilai, JIBB selain mengapresiasi Yogyakarta sebagai kota batik dunia, tapi juga me-review apakah Yogyakarta masih layak menyandang gelar itu.
Acara JIBB yang bertlangsung sejak Selasa-Sabtu, 2-6 Oktober 2018, dihadiri sejumlah perwakilan negara sahabat hingga sejumlah pejabat di Indonesia. Hadir pula President Wolrd Craft Council, Ghaida hijjawi Qaddumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News