Kali ini SICT membangun sekolah di Palu, Sulawesi Tengah, di lokasi ini banyak anak belum juga bersekolah usai gempa satu tahun lalu. Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Klaster Perancangan Departemen Arsitektur FTUI, Ikatan Alumni (ILUNI) UI, ILUNI FTUI, ILUNI Arsitektur FTUI, serta FUSI Foundation, mengusung bangunan modular.
Dengan plug n play bangunan bisa menyesuaikan kondisi lapangan. Sekolah yang baru saja mereka bangun menjadi Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang ketujuh dan kedelapan yang berhasil dirampungkan.
Sekolah-sekolah tersebut adalah PAUD KB Nipotove Sambo yang berlokasi di Desa Sambo, Dolo Selatan, Sigi, dan TK Biru Mutiara Nagaya yang berlokasi di BTN Palu Nagaya, Balaroa, Palu, yang diresmikan pada tanggal 13 Desember 2019. Bangunan sekolah TK dan PAUD yang diresmikan terdiri dari unit-unit ruang kelas, selasar, ruang transisi, tribun, jamban dan tempat cuci tangan.
Selain itu dilengkapi dengan berbagai mural pada permukaan dinding dan lantai sebagai sarana belajar serta mengasah kemampuan indera dan motorik bagi anak-anak. "Masing-masing sekolah ini diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 2-3 minggu," kata Ketua tim desain Sekolah Indonesia Cepat Tanggap Yandi Andri Yatmo dalam siaran persnya di Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.
Ia menjelaskan, Sekolah Indonesia Cepat Tanggap dirancang dengan mengutamakan kecepatan dalam proses membangun. Namun, dengan tetap menjaga kualitas agar tetap baik.
Guru besar arsitektur di Departemen Arsitektur FTUI ini mengungkapkan, umumnya bangunan setelah bencana dibangun dengan proses konstruksi yang singkat cenderung mengesampingkan kualitasnya.
“Sekolah Indonesia Cepat Tanggap menawarkan sistem modular yang dapat dikonstruksi secara cepat dengan kualitas layaknya bangunan permanen, serta mudah disesuaikan dengan kondisi di tempat yang membutuhkan,” ungkap Yandi.
Pembangunan sekolah di Palu dan Sigi dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi para mahasiswa dari Universitas Indonesia dan Universitas Tadulako, serta partisipasi masyarakat sekitar.
Sementara Dekan Hendri D.S. Budiono mengatakan, Sekolah Indonesia Cepat Tanggap merupakan inisiatif dan juga komitmen UI dalam mewujudkan kesempatan belajar yang terbaik bagi anak Indonesia. Sekolah Indonesia Cepat Tanggap, lanjutnya, tidak hanya menjadi sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun juga merupakan sebuah prestasi yang akan menjadi sebuah inisiatif berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News