Diskusi dengan topik 'Pendidikan Vokasi sebagai Aktor Pembangunan Ekonomi Daerah'. Foto: Humas Diksi
Diskusi dengan topik 'Pendidikan Vokasi sebagai Aktor Pembangunan Ekonomi Daerah'. Foto: Humas Diksi

Pendidikan Vokasi Harus Jadi Aktor Pembangunan Daerah

Citra Larasati • 23 Agustus 2023 17:09
Jakarta:  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pendidikan vokasi untuk menjadi aktor pembangunan daerah yang terus bersinergi dengan pembangunan ekonomi daerah.  Salah satunya melalui keleluasaan untuk menyesuaikan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yulianti menjelaskan, sejak 2019 Kemendikbudristek memberikan keleluasan bagi satuan pendidikan vokasi untuk menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan dan kondisi daerah.  Hal ini menurut Kiki amat penting karena setiap daerah memiliki ciri khas dan kebutuhan yang berbeda.
 
Kiki juga menjelaskan, kemitraan merupakan pintu untuk pendidikan vokasi dalam menyinergikan pendidikan dengan pembangunan ekonomi daerah. “Kami mengundang para pihak yang berkepentingan menjadi co-creator pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dirancang dibangun untuk memperkuat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi masyarakat tanpa menghilangkan esensi pendidikan” ucap Kiki saat Kick Off Nasional Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah, di Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023.

Selain sesi seremonial, rangkaian kegiatan Kick Off dilanjutkan dengan sesi diskusi panel dengan topik “Pendidikan Vokasi sebagai Aktor Pembangunan Ekonomi Daerah” yang mengundang lintasstakeholder di tingkat nasional sebagai narasumber.
 
Kiki menambahkan, selama ini semua pihak selalu menggunakan kata demand driven dalam pembangunan pendidikan vokasi, tetapi faktanya sampai dengan saat ini belum ada data yang terintegrasi tentang kebutuhan sumber daya manusia di industri dan daerah. “Melalui program ini kami (Kemendikbudristek) berharap pendidikan vokasi didorong menjadi aktor pembangunan daerah,” ungkapnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi Kemenko PMK, Ahmad Saufi mengungkapkan progres penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. Menurutnya, progres paling mudah terlihat yaitu adanya koordinasi terkait aturan turunan serta implementasi dari Perpres No. 68 tahun 2022.
 
“(Misalnya) forum ini menjadi tanda guyub karena ada kehadiran yang diikuti oleh kementerian/lembaga lintas pendidikan. Kadin (juga) baru terlibat setelah adanya perpres 68 tahun 2022” tegasnya.
 
Sejalan dengan Saufi, Wisnu Wibowo, selaku Ketua Komite Tetap Pelatihan Vokasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengkonfirmasi bahwa sejak awal pembentukan Perpres Nomor 68 sampai dengan implementasi selalu melibatkan kadin sebagai bagian penting transformasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Wisnu juga menambahkan, bentuk keseriusan Kadin yaitu dengan memperkuat peran kadin daerah serta bidang-bidang dibawahnya, membuat kelompok kerja, dan penguatan sumber daya manusia pengurus melalui program capacity development.
 
“Pertama kali (dilibatkan) Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016. (hanya saja) dilibatkan ketika launching tapi ternyata setelah launching selesai tidak ada tindak lanjutnya,” ujarnya.
 
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah IV, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Zanariah menjelaskan, implementasi revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi akan berjalan jika petunjuk teknis dan pelaksanaan sudah diberikan oleh pemerintah pusat. Hanya saja saat ini petunjuk teknis dan pelaksanaan masih dikaji oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
 
Walaupun demikian, Kemendagri tetap mendorong implementasi Perpres No. 68 melalui revisi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta pedoman penyusunan APBD yang menyesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing.
 
“Tidak ada suatu program yang dikerjakan oleh satu kementerian sendiri, Perpres ini mendorong pendidikan vokasi menjadi aktor pembangunan daerah” tutupnya.
 
Sebelumnya sebanyak 20 perguruan tinggi vokasi (PTV) menjadi pengampu Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah. Program ini merupakan inisiasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan pendanaan dari LPDP. 
 
Terdapat 20 Perguruan Tinggi Vokasi yang menjadi pengampu program.  Namun, yang terlibat dalam program ini mencapai 65 PTV negeri dan swasta yang menjadi anggota konsorsium.
 
Jadi total ada 85 PTV dari 27 Provinsi di seluruh Indonesia dengan memperkuat peran Kadin  daerah serta bidang-bidang dibawahnya, membuat kelompok kerja, dan penguatan sumber daya manusia pengurus melalui program capacity development.
 
“Pertama kali (dilibatkan) Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016. (hanya saja) dilibatkan ketika launching tapi ternyata setelah launching selesai tidak ada tindak lanjutnya” pungkasnya.
Baca juga:  HUT ke-78 RI, Momentum Memberi 'Panggung' pada 'Anak Vokasi'

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan