Sejarah besar itu semakin terkuak dengan berbagai bukti-bukti seiring revitalisasi KCBN Candi Muaro Jambi oleh pemerintah. Revitalisasi itu membuat bukti yang tersimpan ratusan tahun di dalam tanah mulai ditemukan.
"Ada indikasi di sini pusat pembelajaran agama Buddha yang salah satunya dikenal dengan pembelajaran Panca Widya," kata Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi Agus Widiatmoko saat berbincang di KCBN Muara Jambi, Jambi, Kamis, 16 Maret 2023.
Bukti-bukti itu ditemukan dalam proses ekskavasi atau penggalian di dua Candi, yaitu Candi Kota Mahligai dan Candi Parit Duku. Berikut bukti-bukti yang menguatkan:
1. Candi Kota Mahligai
Candi ini terletak di Desa Danau Lamo, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Candi Kota Mahligai merupakan salah satu candi yang direvitalisasi dalam KCBN Candi Muaro Jambi.Koordinator Perencanaan Candi Kota Mahligai, Wahyu Adi Nugroho, mengungkapkan saat ini pihaknya tengah melakukan penggalian. Hasil penggalian menemukan sejumlah hal penting seperti adanya mandapa (pendopo) dan setyagara (candi induk).

Petugas tengah membersihkan kawasan Candi Kota Mahligai. Medcom.id/Renatha Swasty
Mandapa kerap dipakai untuk berdoa. Sementara itu, setyagara biasa dipakai oleh sang guru memberikan pembelajaran.
Pihaknya juga menemukan genteng glazur China berwarna hijau. Tak sampai di situ, penggalian juga menemukan kerak-kerak besi, serta pembakaran semacam pandai besi atau mencampur logam. Hal ini menunjukkan ada aktivitas pembelajaran tentang handycaft, cara mencampur logam, membuat arca logam, dan lainnya.
2. Candi Parit Duku
Candi yang juga tengah dalam tahap revitalisasi di KCBN Candi Muaro Jambi ialah Parit Duku. Candi dinamakan demikian lantaran dikelilingi parit dan terdapat pohon duku di sekitarnya.Tim arkeolog juga menemukan banyak sejarah penting yang mendukung hipotesa tempat ini dulunya tempat belajar. Hasil penggalian menemukan 22 struktur bangunan sebanyak 18 di antaranya bakal dipugar total.
Di tempat ini juga ditemukan mandapa, setyagara, hingga arca Budha kecil. Tak cuma itu, 13 struktur bangunan saling berhimpitan dan akhirnya diasumsikan ada kompleks stupa.

Arca terakota yang ditemukan di Candi Parit Duku. Medcom.id/Renatha Swasty
Stupa dalam komplek wihara didirikan untuk menghormati guru. Abu guru yang sudah wafat biasanya diletakkan dalam stupa. Tak cuma itu, stupa juga digunakan untuk menyimpak teks suci.
"Asumsi ini menjadi kuat karena kita juga menemukan arca-arca terakota, Buddha, kemudian kecelupak dari terakota yang biasanya dikasih minyak untuk menyalakan lampu. Ini suatu komponen penting di dalam satu ritual penghormatan kepada orang-orang tertentu," beber Agus.
Arkeolog juga menemukan temuan lain dalam proses revitalisasi di sejumlah candi di KCBN Candi Muaro Jambi, seperti Candi Kedaton. Di sana ditemukan banyak stupa.
Pihaknya juga menemukan banyak keramik, baik di dalam maupun luar candi. Agus menyebut apabila ada temuan-temuan semacam ini dapat dipastikan aktivitas di candi tak cuma sekadar tempat berdoa saja. Pihaknya menduga Muara Jambi dijadikan sebagai perguruan atau pusat pendidikan.
Apalagi, letaknya di jalur pelayaran strategis dari Cina ke India maupun dari India ke china. Akhirnya, ini kelasnya sudah internasional.
"Maka kita tidak salah kalau mengatakan bahwa Muara Jambi ini dulunya sebagai pusat pendidikan," tutur dia.
Baca juga: Jalan Panjang Revitalisasi KCBN Candi Muaro Jambi: Butuh Puluhan Tahun untuk Memulai |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News