Hafidlotul Muawanah, mahasiswa Program Magister UMY yang mesti menjalani wisuda dari Tanah Suci. DOK Kemenag
Hafidlotul Muawanah, mahasiswa Program Magister UMY yang mesti menjalani wisuda dari Tanah Suci. DOK Kemenag

Cerita Nana, Wisuda Pascasarjana UMY di Sela Menjadi Petugas Haji

Renatha Swasty • 11 Juni 2024 11:35
Jakarta: Hafidlotul Muawanah, pagi-pagi benar sudah sibuk mempersiapkan diri memakai toga dan mondar-mandir untuk memastikan jaringan internet di laptopnya stabil. Dia mengikuti wisuda program studi Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dari hotel tempat menginap di Mekkah, Arab Saudi.
 
Tak pernah terbersit di benaknya menjalani wisuda dari Tanah Suci. Namun, takdir berkata lain. Dia mesti mengikuti wisuda sambil menjadi petugas kesehatan kelompok terbang (kloter) 83 Embarkasi Solo (SOC-83).
 
Nana, sapaan karib Hafidlotul Muawanah, merupakan petugas haji dari Kabupaten Rembang. Ia tak menyangka akhirnya menjalani wisuda di negara lain.

Baginya, ini merupakan anugerah luar biasa dan jarang terjadi. Sebab, dilakukan di kota suci saat melayani jemaah haji.
 
“Tentu tak terbayangkan ya bisa wisuda di Mekkah meskipun secara daring. Dan kali ini tidak didampingi orang tua, namun teman-teman petugas haji selalu memberikan support,” ujar Nana dikutip dari laman kemenag.go.id, Selasa, 11 Juni 2024.
 
Kepala Puskesmas Sarang 2 Kabupaten Rembang itu mengatakan jadwal wisuda dari kampus memang pada 6 Juni 2024. Tanggal ini bertepatan dengan jadwalnya sebagai petugas haji.
 
Dia sudah meminta izin kepada pihak kampus dalam hal ini Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk tidak mengikuti yudisium karena melaksanakan tugas sebagai petugas haji daerah (PHD).
 
“Alhamdulillah akhirnya izin untuk mengikuti wisuda secara daring didapatkan dari pihak Pascasarjana,” ujar Nana.
 
Nana mengungkapkan memilih prodi MARS lantaran tuntutan manajemen Puskesmas. Selain sebagai dokter fungsional di puskesmas, Nana sebagai kepala Puskesmas perlu memahami soal manajemen.
 
"Meskipun yang saya pilih itu manajemen rumah sakit, sedikit banyak bisa diterapkan di Puskesmas,” tutur dia.
 
Nana menceritakan saat mengambil program magister, ia harus menanggung konsekuensi untuk pintar membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Ia bersyukur bisa melewatinya.
 
Ia merasa mendapatkan banyak ilmu saat menjalani perkuliahan. “Seperti saat FST (Field Site Teaching) atau semacam kuliah lapangan kita berkunjung ke rumah sakit untuk mengetahui sistem-sistem yang ada di situ,” ucap dia.
 
Dari program ini, ada banyak ide yang bisa diterapkan di tempat kerja. Selain itu, UMY memiliki program residensi di rumah sakit Indonesia maupun luar negeri, seperti Malaysia, Jepang, dan Taiwan. Saat itu, ia memilih residensi di Malaysia sehingga bisa mengkomparasi sistem kesehatan di Malaysia dan Indonesia.

Fokus layani tamu Allah

Saat ini, ia fokus menjalankan tugas melayani jemaah haji sebagai dokter. Ini merupakan pengalaman pertama sebagai petugas haji.
 
Dia bersama tenaga kesehatan lainnya harus kerja keras karena banyak jemaah lansia, berisiko tinggi sehingga siap 24 jam.
 
“Ya, yang namanya petugas harus siap sedia melayani jemaah terutama di bagian kesehatan. Yang penting kita harus selalu bahagia agar para jemaah haji pun bahagia, sehat, dan bugar,” tutur dia.
 
Baca juga: Sempat Terhalang Biaya, Berkat Bidikmisi Sania Kini jadi Wisudawan Terbaik Unpad

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan