Hal itu pula yang terjadi ketika pemerintah menghadirkan kurikulum baru untuk dunia pendidikan. Kurikulum Merdeka muncul pertama kali pada 2021.
Kurikulum ini bermula dari situasi pandemi covid-19. Kurikulum yang dikenal dengan Kurikulum Darurat itu dimunculkan untuk mensiasati keterbatasan akibat pandemi.
Pembelajaran tak lagi berfokus pada target belajar yang harus diselesaikan. Namun lebih pada esensi sebuah pembelajaran.
Ternyata, hal itu membuat capaian belajar lebih efektif. Hasil belajar siswa disebut lebih mendalam.
Karena tampak dampak positif, pemerintah menjadikan kurikulum tersebut sebagai prototipe. Prototipe untuk mendatangkan kurikulum baru, yakni Kurikulum Merdeka.
Akhirnya pada 2022, Kurikulum Merdeka mulai disosialisasikan. Guru-guru diberikan pendampingan dan segala bentuk rupa penunjang agar dapat memahami Kurikulum Merdeka.
Penyebaran informasi mengenai Kurikulum Merdeka tentu tak secepat kilat. Hal itu tak lepas dari kondisi geografis Indonesia.
Akses internet hingga kendala lainnya tentu menjadi tantangan. Hal itu pula yang dirasakan warga pendidikan di salah satu kabupaten Kalimantan Tengah (Kalteng), Sukamara.
"Awalnya kami ini tidak mengetahui Kurikulum Merdeka ini. Kita di tempat yang jauh ini mengartikan merdeka itu ya bebas, mengajar sesuai kemampuan kita saja," kata Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, Krisdiana, saat ditemui, Sabtu, 22 Juni 2024.
Menurutnya, panduan untuk menjalankan Kurikulum Merdeka saat itu masih sangat minim. Sehingga kebingungan melanda guru di tengah kebun sawit tersebut.
"Ini menjadi bagian yang tidak mudah bagi saya, tantangannya ada di saya sebagai kepala sekolah," tuturnya.
Beruntung, pada tahun yang sama, pihaknya mendapatkan pembekalan mengenai Kurikulum Merdeka. Krisdiana bersama guru-guru di sekolah tersebut dilatih banyak hal mengenai Kurikulum Merdeka.
Tidak cuma perihal esensi kurikulum, tapi mereka juga dilatih secara struktur dalam pendidikan di sekolah, cara mengajar, dan mendapatkan paradigma baru mengenai pembelajaran. Krisdiana mendapatkan pembekalan ini dari Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Light School Program.
"Mereka menerangkan, Kurikulum Merdeka itu menyesesuaikan dengan kondisi sekolah kita. Contohnya kita melihat masalah yang terjadi di sekolah, di lingkungan kita. Kemudian anak-anak kata dia mencari solusi. Jadi ini lebih mendorong guru melakukan perubahan," jelas dia.
Apa yang dibawa PSF mulai memberikan dampak tak hanya bagi sekolah dan pembelajaran di sana. Tapi juga pada prestasi para guru.
Krisdiana ditetapkan menjadi kepala sekolah berprestasi di Sukamara oleh dinas setempat. Dua guru di sekolah tersebut juga ditetapkan sebagai guru terbaik Sukamara pada 2023.

Guru di SD Perdana Sukamara. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Prestasi itu tak lepas dari peran Krisdiana bersama guru kepada satuan pendidikan lain di Sukamara. SD Sukamara kini telah menjadi mercusuar bagi sekolah lain karena telah berhasil menjalankan Kurikulum Merdeka.
"Jadi kami mengimbaskan kepada sekolah lain untuk praktik baik ini. Sudah ada 56 persen sekolah yang kami imbaskan praktik-praktik dari program yang dibawa PSF ini," ungkapnya.
Guru SD Perdana Sukamara, Cut Maharani, mengaku pembekalan yang diberikan sangat berdampak pada pembelajaran di kelas. Ia mengaku lebih kreatif saat memberikan materi.
"Saya lebih memahami tantangan saat ini. Saya paham juga kalau saat ini anak-anak juga ingin berubah, mereka sudah dekat dengan dunia digital. Maka saya juga belajar agar tidak kalah dengan anak-anak," ungkapnya.
Ia mulai menyesuaikan diri dengan Kurikulum Merdeka. Materi pembelajaran lebih fokus pada capaian pembelajaran.
"Media pembelajaran pun saya juga lebih bisa kreatif, memanfaatkan apa yang di sekitar, memanfaatkan gadget juga, ini sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Jadi kami terbantu pembekalan PSF ini untuk menjalankan Kurikulum Merdeka," jelas Cut.
Rapor Pendidikan Membaik
Sebelum mendapatkan pembekalan dari PSF, pada 2022, Rapor Pendidikan milik SD Perdana Sukamara tak cukup baik. Mereka masih mendapatkan nilai merah di sejumlah indikator.Salah satunya pada indikator administrasi sekolah. Setelah mendapatkan pembekalan, di 2023, Rapor Pendidikan membaik.
Kini, tak ada lagi nilai merah. Selain itu terjadi pula penguatan kemampuan pada anak didik.
"Angka-angka seperti literasi itu menjadi hijau, kemampuan anak-anak meningkat," beber Cut.
Cetak Siswa Berprestasi
Lambat laun, dari sekolah yang baik, guru berprestasi, kini siswa di SD Perdana Sukamara ikut berprestasi. Bahkan, siswa SD Perdana Sukamara melenggang di kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN) hingga Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), baik itu tingkat kabupaten hingga provinsi.Misalnya saja, siswa Kelas 6 Arkha Denta Aradana yang tampil di ajang OSN bidang Bahasa Inggris. Siswa kelas 6 lainnya, Gracia Queenessa Lavonya Wonga, tampil pada OSN bidang Sains.
Para siswa tersebut sepakat sejak 2022, tepatnya ketika PSF memberikan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka, pembelajaran lebih menyenangkan. Hal itu disampaikan salah satu perwakilan siswa Rifandra Muhammad Rizky.
"Kami sekarang lebih senang, dapat kesempatan belajar yang kami suka. Guru-guru juga mendukung kami di sini," kata Rifandra.

Siswa SD Perdana Sukamara. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Guru SD Perdana Sukamara, Cut Maharani, menyebut yang terjadi saat ini di SD Sukamara adalah kemajuan yang sangat baik. Ia kini menanamkan rasa percaya diri kepada siswanya.
Siswa hari ini tak bisa dipandang sebelah mata. Lokasi tempat mereka belajar atapun kesan yang melekat selama ini tak bisa merendahkan siswa.
"Saya selalu bilang, kalian boleh sekolah di tengah kebun sawit. Tapi kemampuan kalian itu lebih bisa bersaing, bahkan bisa unggul di luar. Kalian jangan malu dibilang anak-anak sawit. Dan sekarang mereka ternyata pede menjadi anak sawit, itu bahkan memotivasi mereka, dan kini telah banyak prestasi," tutur Cut.
Light School Program (LSP) yang dibawa Putra Sampoerna Foundation-School Development Outreach (PSF-SDO) bertujuan meningkatkan kualitas sekolah secara holistik, utamanya menjalankan Kurikulum Merdeka.
"Kami ingin mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel. Dalam program ini, kami melakukan intervensi di sekolah target dan mempersiapkan sekolah (SD Perdana) menjadi sekolah model yang bisa mengimbaskan dampak baik dari program ini," kata Head of Implementation PSF-SDO, Agastya Yogaswara, di SD Perdana, Sukamara, Kamis 20 Juni 2024.
Ia mengakui mendorong implementasi Kurikulum Merdeka tidak mudah. Sebab, dalam pergantian kurikulum terdapat pula perubahan paradigma.
"Saat kami menerapkan Kurikulum Merdeka, kami mengubah paradigma yang sudah ada. Saat Kurikulum ini muncul guru bingung dengan format yang ada, dengan begitu kita mesti membekali para guru agar bisa menjalankan ini, agar guru memahami konsepnya (Kurikulum Merdeka)," jelas dia.
Saat ini, sudah lebih dari 50 persen sekolah di Sukamara terimbas dari program PSF-SDO melalui SD Perdana. Ia berharap guru-guru di Sukamara tidak sekadar menjalankan pendidikan secara teknis saja.
"Tidak cuma copy, paste, ubah sedikit. Tapi di sini harapannya ada efek dan kita ingin menjadikan SDN Perdana sebagai mercusuar yang bisa menerangi sekitarnya," tutur Agastya.
Baca juga: Guru di Pedalaman Kalteng Sempat Salah Kaprah Kurikulum Merdeka |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News