Penerima beasiswa Fulbright yang siap berangkat ke Amerika. Foto: Aminef
Penerima beasiswa Fulbright yang siap berangkat ke Amerika. Foto: Aminef

127 Penerima Fulbright Siap Terbang ke Amerika untuk Studi dan Riset

Citra Larasati • 26 Juni 2024 17:25
Jakarta:  Sebanyak 127 warga Indonesia menerima beasiswa dari Departemen Luar Negeri AS untuk Program Fulbright. Program bergengsi ini untuk belajar dan melakukan penelitian di Amerika Serikat.
 
Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 22 orang dibandingkan tahun sebelumnya.  Terdiri dari 54 orang penerima beasiswa Fulbright Master’s Degree untuk studi jenjang S2, 37 orang penerima beasiswa Fulbright Doctoral Degree untuk studi jenjang S3, dan 36 orang penerima beasiswa Fulbright Visiting Scholar untuk riset pascadoktoral di AS.
 
Program Fulbright di Indonesia dikelola oleh Komisi resmi Fulbright di Indonesia, American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF).  Para pelajar dan peneliti tersebut berada di Jakarta pada 25-26 Juli untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pengalaman akademik dan budaya di Amerika Serikat.

Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jakarta, Papua, Riau, dan Sulawesi Selatan. Mereka akan mengikuti program di berbagai kampus di AS, termasuk Cornell University, Georgia State University, Harvard University, University of Illinois Urbana-Champaign, Smithsonian Environmental Research Center, dan Texas A and https://www.medcom.id/tag/1823/beasiswaM University.
 
Dalam kegiatan pembukaan Orientasi Pra-Keberangkatan pada 25 Juni. “Hubungan yang sukses selama 75 tahun antara Indonesia dan AS dibangun atas kerja keras warga kedua negara, sebagai diplomat sipil, yang mengikuti program Fulbright dan membangun hubungan yang langgeng antara kedua negara untuk memastikan keberhasilan hubungan selama 75 tahun ke depan dan seterusnya," kata Pejabat Urusan Budaya Kedutaan Besar AS di Jakarta, Emily Y. Norris dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024.
 
Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Najib Burhani menggarisbawahi peran penting Fulbrighters dalam mengembangkan hubungan penelitian dan pendidikan antara Indonesia dan Amerika Serikat.  Orientasi yang diselenggarakan oleh AMINEF ini mencakup pengarahan komprehensif mengenai berbagai aspek kehidupan dan studi di Amerika Serikat.
 
Acara orientasi juga melibatkan alumni Fulbright asal AS dan Indonesia untuk berbagi pengalaman pribadi dan wawasan mereka, dan untuk memberikan nasihat dan dukungan bagi para penerima beasiswa.  Perwakilan dari Institute of International Education, yang mengelola program Fulbright di AS, juga turut hadir secara daring dan memimpin sesi informasi.
 
"Fulbright mempertemukan saya dengan teman-teman yang memiliki aspirasi yang sama untuk melakukan perubahan. Berawal dari orientasi pra-keberangkatan hingga kini, diskusi terus berlanjut untuk terus bertukar pikiran akan hal-hal yang bisa dilakukan untuk negara ini," kata Dorita Setiawan, penerima beasiswa Fulbright Doctoral Degree tahun 2009 dalam testimoninya.
 
Program Fulbright di Indonesia bertujuan untuk mendorong rasa saling pengertian antara masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat melalui pertukaran pendidikan dan beasiswa akademis lainnya. Selama 70 tahun ini, lebih dari 3.300 orang Indonesia dan 1.300 orang Amerika Serikat telah berkontribusi bagi hubungan bilateral antarkedua negara sebagai Fulbrighter atau penerima beasiswa Fulbright. Daftar lengkap penerima beasiswa Fulbright dari Indonesia dan AS bisa ditemukan di laman AMINEF: https://rebrand.ly/AMINEF-Direktori.
 
Baca juga:  5 Alasan Enggak Boleh Skip Beasiswa Fulbright
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan