“Sedari dulu, saya sepakat dengan diri saya. Saya harus ber-diaspora, baik akademik maupun karier dalam jangka waktu yang tidak lama dari masa lulus. Sebab itu juga berpengaruh pada perankingan kampus,” ujar Rama yang juga mantan Wakil BEM Unair 2022 dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 31 Agustus 2023.
Rama memilih beasiswa dalam negeri lewat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mengikuti pesan ayahnya. Dia melanjutkan studi S2 Kesehatan Lingkungan di Unair.
Rama memiliki kesungguhan mengenai isu kesehatan dan lingkungan. Hal ini juga yang mendorongnya studi lanjut dan menjadi aktivis sosial di yayasan yang ia rintis @abdinesie.
Jalan panjang seleksi
Rama telah menyiapkan beasiswa studi lanjut sejak Desember 2023, kemudian submit administrasi Februari 2023. Lalu seleksi bakat skolastik pada April.“Maret, niatnya tes masuk Unair gelombang 1, tetapi tidak jadi. Sebab, sedang berduka ayah meninggal, sehingga bergeser April yang gelombang 2. Karena saya kategori calon awardee yang belum dapat kampus, sehingga tanpa Letter of acceptance (LoA) atau surat yang dikeluarkan oleh universitas kepada calon mahasiswanya," beber dia.
Rama juga mesti mengikuti tahap wawancara. Dalam tahap ini, calon awardee ditantang mengenai pola pikir strategis, kepercayaan diri, dan daya resiliensi.
“Bukan nanya nilai IP atau teori bahkan bukan judul tesis yang saya ajukan. Tapi lebih kepada karakter dan nilai-nilai yang saya pegang," kata Rama.
Dia tak menyangka di balik pertanyaan wawancaranya ternyata mendapat score nyaris sempurna 981/1000. Strategi yang ia gunakan yakni mentoring belajar dari alumni awardee dan kedisiplinan recall materi secara mandiri.
Selepas studi S2, Rama bakal membantu menyelesaikan permasalahan daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) mengenai pengelolaan lingkungan. Pasalnya, tidak ada sistem sanitasi yang baik sehingga beberapa masyarakat 3T langsung membuang sampah ke sungai bahkan laut.
Rama menilai perannya nanti sebagai akademisi, riset-riset yang ia garap bisa memberikan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah. Rama mengungkap dari 275 juta penduduk Indonesia, ternyata hanya 0,3 persen yang melanjutkan studi S2.
Sementara itu, untuk menyambut era bonus demografi 2045, selain infrastruktur perlunya membenahi kualitas SDM.
“Oleh sebab itu, bagi teman-teman yang memiliki intensi untuk lanjut S2, tetapi keterbatasan ekonomi, saya rasa tidak perlu mengkhawatirkan itu, sebab sudah banyak peluang beasiswa yang tersajikan. sehingga tentang bagaimana kemauan belajar teman-teman," ujar Rama.
Baca juga: Mau Kuliah Gratis ke Luar Negeri? Ini Beasiswa S1-S3 dari Pemerintah Indonesia |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id