Kampus UI. Foto: Dok. UI
Kampus UI. Foto: Dok. UI

Lulus IPK Sempurna, Doktor Ilmu Lingkungan UI Teliti Manajemen Risiko Banjir

Citra Larasati • 19 November 2022 07:00
Jakarta:  Budi Heru Santosa, mahasiswa program doktoral Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) resmi menjadi doktor dalam bidang ilmu lingkungan dengan nilai IPK 4.00.  Gelar tersebut resmi didapatkan setelah Budi berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Model Manajemen Risiko Banjir Berbasis Ketangguhan Masyarakat (Sebuah Studi di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang)”.
 
Penelitiannya menggambarkan rancangan manajemen risiko banjir yang memperhatikan aspek peningkatan kerentanan wilayah, ketangguhan masyarakat terhadap banjir, dan kompleksitas peran pemangku kepentingan. “Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method), yaitu gabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif yang disesuaikan dengan tujuan khusus yang akan dicapai,” ujar Budi.
 
Fenomena urbanisasi dan pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang berdampak pada peningkatan tekanan terhadap lingkungan dan kerentanan terhadap banjir. Ketika terjadi banjir, diperlukan ketangguhan masyarakat untuk menghadapinya.

Budi menjelaskan, proses urbanisasi dan pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Tangerang berkaitan erat dengan pertumbuhan infrastruktur perkotaan. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut, diharapkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana dapat ditingkatkan, termasuk ancaman banjir.
 
“Dalam konteks pengurangan risiko banjir, tingkat urbanisasi kota Tangerang yang semakin tinggi mengakibatkan peningkatan masalah banjir, yang mana penyediaan sarana dan prasarana untuk mencegah banjir tidak dapat mengikuti pertumbuhan masalah tersebut,” katanya.
 
Budi menemukan banyak studi menggunakan metode geospasial dan AHP, tetapi hanya menggunakan satu set data, sehingga hasil analisis hanya mewakili satu kondisi fisik tertentu. Pada penelitian ini evaluasi dan prediksi kerentanan banjir dilakukan berdasarkan data tutupan lahan secara time-series dan data curah hujan pada berbagai periode ulang, sehingga dapat digunakan untuk perencanaan secara lebih akurat.
 
“Penelitian ini membuktikan kebenaran hipotesis bahwa terdapat korelasi yang erat antara perubahan tutupan lahan dengan kerentanan fisik wilayah terhadap banjir,” ujar Budi.
 
Penelitian mengenai manajemen risiko banjir telah banyak dilakukan sebelumnya. Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Budi terdapat kebaruan yang terletak pada penerapan pendekatan interdisiplin dalam perancangan manajemen risiko banjir yang memperhatikan aspek spasial kerentanan fisik wilayah DAS terhadap banjir, ketangguhan masyarakat, dan kompleksitas peran pemangku kepentingan berdasarkan prinsip-prinsip partisipasi dan kolaborasi.
Baca juga: Pegonizer, Aplikasi Manuskrip Pegon Bikinan Mahasiswa UI Bakal Berlaga di AICTA 2023

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan