"Kami akan lihat ke depan. Untuk saat ini kami lebih fokus untuk menghilangkan trauma para siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju, Murniani, Kamis, 21 Januari 2021.
Dalam kondisi pandemi covid-19 atau sebelum gempa terjadi, kata dia, proses belajar mengajar siswa masih menerapkan sistem daring. Namun sistem belajar dari rumah ini juga belum bisa dilakukan karena kondisi siswa dan guru yang masih berada di tempat pengungsian.
Pihaknya juga menunggu bantuan Kemendikbud yang terdiri dari bantuan tenda ruang kelas darurat, bantuan perlengkapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk pencegahan covid-19, serta perlengkapan belajar siswa (school kit).
"Sekarang ini yang utama yakni keselamatan jiwa kita, apalagi masih terjadi guncangan (gempa susulan)," jelasnya.
Baca juga: Data Terkini, 103 Sekolah Rusak Akibat Gempa Sulawesi Barat
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat sebanyak 103 sekolah/madrasah rusak akibat gempa yang mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar). Data ini didapat berdasarkan hasil kaji cepat dampak gempa per 18 Januari 2021.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Hendarman memerinci, sebanyak 39 sekolah di antaranya mengalami rusak berat. Lalu, 19 sekolah rusak sedang, dan 45 sekolah rusak ringan.
Rincian data per wilayah, terdapat 18 sekolah masuk kategori rusak berat di Mamuju, 12 sekolah mengalami rusak sedang, dan 10 sekolah mengalami rusak ringan.
Sementara, di Majene, 19 sekolah mengalami rusak berat dan enam sekolah mengalami rusak sedang. Lalu, ada 21 sekolah mengalami rusak ringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News