Banjir rob di Jalan RE Martadinata Jakarta Utara. MTVN/Yurike Budiman
Banjir rob di Jalan RE Martadinata Jakarta Utara. MTVN/Yurike Budiman

Apa Itu Banjir Rob? Begini Penjelasan dan Faktor Penyebabnya

Renatha Swasty • 08 Desember 2025 10:57
Jakarta: Banjir menjadi salah satu bencana hidrometeorologi yang paling sering terjadi di berbagai daerah Indonesia, apalagi negara beriklim tropis seperti kita. Hampir semua orang pasti pernah dengar kabar soal wilayah yang terendam, melihat banjir rob di pesisir, atau minimal merasakan genangan kecil yang bikin aktivitas jadi terganggu.
 
Fenomena banjir, rob, hingga genangan air memang sudah seperti “tamu tahunan” di banyak daerah. Dampaknya pun tidak main-main, mulai dari kerugian ekonomi, aktivitas sosial yang lumpuh, sampai gangguan pada lingkungan sekitar. Kondisi ini semakin terasa ketika curah hujan tinggi datang bersamaan dengan pasang laut.
 
Belakangan, perhatian publik tertuju pada Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatra yang tengah diguyur hujan lebat hingga menyebabkan banjir meluas. Rumah warga terendam, akses jalan terganggu, dan ribuan orang harus mengungsi. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa bencana hidrometeorologi masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia.

Sementara itu, di wilayah Jakarta terjadi banjir rob. Air laut di utara Jakarta naik ke permukaan jalan dan menghambat aktivitas warga. 
 
Yuk kenalan lebih dalam apa itu banjir rob dan penyebabnya. Yuk, simak penjelasan mengenai banjir rob dirangkum dari laman resmi BMKG.

Apa itu banjir rob?

Banjir rob adalah peristiwa naiknya air laut ke daratan akibat permukaan air laut yang meningkat, terutama pada fase pasang maksimum. Kenaikan ini bisa dipicu oleh pasang laut, angin badai, maupun perubahan iklim.
 
Berbeda dengan banjir akibat hujan atau luapan sungai, banjir rob berasal langsung dari air laut, sehingga biasanya terjadi di kawasan pesisir dan dapat muncul secara berkala. Pada beberapa wilayah, kondisi rob bahkan semakin parah dari tahun ke tahun karena perubahan lingkungan dan naiknya permukaan laut global.

Penyebab utama banjir rob

Fenomena banjir rob dipengaruhi oleh kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia. Berikut penyebab utamanya:
   

1. Pasang Laut (Tidal Flooding)

Pasang tinggi akibat pengaruh gravitasi bulan dan matahari adalah penyebab paling umum. Saat terjadi pasang maksimum, misalnya saat bulan purnama atau perigee, air laut bisa meluap hingga ke wilayah daratan, terutama di kota pesisir yang memiliki permukaan tanah rendah.

2. Perubahan Iklim dan Kenaikan Muka Air Laut

Pemanasan global membuat es di kutub mencair dan volume air laut meningkat. Kenaikan ini bertahap tetapi konsisten, sehingga risiko banjir rob di kota-kota pesisir menjadi semakin tinggi.

3. Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence)

Pengambilan air tanah yang berlebihan menyebabkan tanah turun perlahan. Jakarta Utara adalah salah satu wilayah dengan tingkat penurunan tanah tertinggi di dunia yang mencapai 10–20 cm per tahun di beberapa titik, sehingga rob semakin mudah masuk.

4. Hilangnya Sabuk Hijau Pesisir (Mangrove)

Penggundulan hutan mangrove untuk tambak, permukiman, atau reklamasi membuat wilayah pesisir kehilangan pelindung alami dari gelombang laut.

5. Pembangunan di Kawasan Rawan Rob

Urbanisasi yang tidak melihat risiko pesisir memperbesar dampak banjir rob, terutama ketika permukiman dan pelabuhan dibangun di dataran rendah.

6. Reklamasi dan Perubahan Garis Pantai

Reklamasi yang kurang terencana dapat mengubah aliran pasang-surut dan mempersempit ruang air laut, sehingga rob semakin sering terjadi.

7. Drainase Pesisir yang Buruk

Saat air laut pasang, saluran drainase bisa terisi balik oleh air laut sehingga air hujan tidak bisa dialirkan ke laut. Alhasil, kawasan pesisir mudah tergenang.
 
Dengan kata lain, banjir rob muncul akibat gabungan fenomena alam seperti pasang dan perubahan iklim, serta faktor manusia seperti pembangunan pesisir, penurunan tanah, dan hilangnya mangrove. Kondisi ini akan semakin buruk jika tidak dibarengi pengelolaan wilayah pesisir yang tepat dan adaptif terhadap perubahan iklim.
 
Namun banjir, rob, dan genangan air bukanlah sesuatu yang harus dianggap sebagai kejadian alam yang tidak bisa dihindari. Dengan pengelolaan yang tepat, ketiganya dapat diminimalkan bahkan dicegah. Di sinilah peran pemerintah memegang peranan besar, mulai dari membenahi sistem drainase, memperkuat tanggul dan infrastruktur pesisir, memperluas kawasan resapan, hingga memperketat tata ruang agar pembangunan tidak lagi merambah wilayah rentan bencana.
 
Meski begitu, upaya pemerintah akan berjalan lebih efektif jika didukung oleh kesadaran masyarakat. Kolaborasi antara kebijakan yang kuat dan kepedulian publik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dari ancaman banjir dan rob.
 
Semoga bencana yang saat ini melanda Aceh dan Sumatra segera mereda dan wilayah terdampak dapat pulih dengan cepat. (Syifa Putri Aulia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan