Program pemberdayaan literasi digital masyarakat dipimpin oleh Nadia Nur Soraya dan Rina Juliastuti. Program ini hadir sebagai respons terhadap meningkatnya penyebaran hoaks dan penipuan online yang kerap menyasar warga dengan literasi digital rendah.
Hoaks yang beredar melalui grup WhatsApp keluarga dan komunitas sering memicu kepanikan, kesalahpahaman, hingga konflik sosial kecil di tingkat RT. Sementara itu, penipuan digital melalui undangan palsu, phishing, dan belanja fiktif telah menimbulkan kerugian ekonomi bagi banyak keluarga.
Sebanyak 60 warga yang hadir diberikan pemahaman praktis tentang cara memverifikasi informasi, mengenali pesan mencurigakan, hingga melindungi data pribadi di ruang digital. Warga juga melakukan simulasi deteksi hoaks dan permainan edukatif “Tebak Hoaks” yang membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Nadia mengatakan literasi digital menjadi bekal penting agar masyarakat mampu menjadi pengguna teknologi yang kritis dan tidak mudah terjebak penipuan online. Selain literasi digital untuk orang dewasa, UNPAM juga menaruh perhatian pada isu keamanan dan kesehatan mental anak di era media baru, khususnya penggunaan Roblox dan media sosial.
Kegiatan ini dipimpin oleh Rezki Pratami dan Virna Estriana. Kini, Roblox bukan sekadar permainan, melainkan ruang sosial virtual yang memungkinkan interaksi anak-anak dengan siapa pun, termasuk orang asing.
Risiko yang muncul tidak hanya kecanduan, tetapi juga perundungan daring, penipuan Roblox, tekanan sosial, bahkan potensi ancaman predator digital. Tim dosen menjelaskan kepada orang tua mengenai fitur-fitur Roblox, bahaya komunikasi anonim, serta tanda-tanda perilaku anak yang perlu diwaspadai.
Baca Juga :
Dosen Universitas Pamulang Bekali Siswa SMK Manggala Tangerang Keterampilan Hadapi Dunia Kerja
Orang tua diajak menerapkan pendampingan digital, seperti dialog terbuka mengenai aktivitas daring anak, penggunaan parental control, dan membuat kesepakatan keluarga terkait durasi bermain gadget. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman warga dari 58 persen menjadi 84 persen, menandakan efektivitas program tersebut dan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi ini.
Program ketiga berfokus pada pengelolaan sampah rumah tangga sebagai peluang usaha dipimpin oleh Rifky Maulana dan Adhvidhya. Kegiatan ini menyasar ibu-ibu rumah tangga yang memiliki peran penting dalam membangun budaya lingkungan yang sehat.
Volume sampah rumah tangga yang terus meningkat di wilayah perkotaan tidak hanya menjadi persoalan kebersihan, tetapi juga menyimpan potensi ekonomi jika dikelola dengan baik. Para peserta diperkenalkan pada pemilahan sampah, pembuatan eco-enzym, pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan, hingga pemanfaatan minyak jelantah sebagai produk bernilai jual.
Tidak hanya edukasi lingkungan, warga juga belajar strategi komunikasi pemasaran sederhana untuk mempromosikan produk hasil olahan mereka melalui media sosial dan grup WhatsApp warga. Pendekatan ini membuat peserta merasa lebih dekat dengan isu lingkungan sekaligus termotivasi menjadikan sampah sebagai sumber pemasukan rumah tangga.
Ketiga program ini menunjukkan edukasi masyarakat tidak dapat dilakukan secara parsial. Literasi digital melindungi warga dari manipulasi informasi dan penipuan; edukasi media baru menjaga anak tetap aman dan sehat secara psikologis; sementara pengelolaan sampah berbasis ekonomi memperkuat kemandirian keluarga.
Ketiganya saling berkaitan dalam membangun masyarakat yang cerdas, adaptif, dan berdaya di tengah perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang integratif, aplikatif, dan berkelanjutan.
UNPAM menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan kegiatan PkM yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News